PKK. Kader PKK se-Eks Karesidenan Pati, yakni dari Demak, Jepara, Kudus, Rembang, Blora, dilatih keterampilan membuat aneka kudapan berbahan ikan. (jatengprov.go.id)
Siedoo.com - PKK. Kader PKK se-Eks Karesidenan Pati, yakni dari Demak, Jepara, Kudus, Rembang, Blora, dilatih keterampilan membuat aneka kudapan berbahan ikan. (jatengprov.go.id)
Ekonomi

100 Kader PKK se-Eks Karesidenan Pati Dilatih Membuat Aneka Kudapan Berbahan Ikan

DEMAK, siedoo.com – Sebanyak 100 kader PKK se-Eks Karesidenan Pati, yakni dari Demak, Jepara, Kudus, Rembang, Blora, dilatih keterampilan membuat aneka kudapan berbahan ikan sampai bekatul.

Pelatihan tersebut atas kerja sama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Tengah dan Tim Penggerak PKK Jateng. Hal itu dilakukan dalam mengentaskan kemiskinan lewat pelatihan usaha boga.

“Penanganan kemiskinan, riilnya ya berasal dari rumah tangga. Kalau keluarganya kuat, otomatis negara hebat,” ungkap Ketua TP PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo dilansir dari jatengprov.go.id, Jumat (17/2/2023).

Hal itu disampaikan saat membuka pelatihan yang digelar di Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Demak, Kamis (16/2/2023).

Atikoh mengatakan, pelatihan itu merupakan ikhtiar menuntaskan kemiskinan. Ia menyebut, penanganan kemiskinan bisa dimulai dari ranah keluarga.

Hal itu dibuktikan dengan para penerima pelatihan yang kebanyakan perempuan, dan di antaranya berperan sebagai tulang punggung keluarga.

Atikoh mengatakan, kolaborasi dengan Baznas dilakukan dengan berbagai jenis pelatihan. Materinya pun disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi lokal.

“Ini adalah langkah untuk bagaimana berkolaborasi, gotong royong mengentaskan kemiskinan. Satu di antaranya dengan pelatihan dari sisi produktif,” imbuhnya.

Hadir pula Ketua Baznas Jateng Ahmad Darodji dan Bupati Demak Eisti’anah.

Ketua Baznas Jateng Ahmad Darodji memaparkan, hingga kini sudah ada 1.000-an orang kader PKK yang mendapatkan pelatihan. Sedangkan, total pelatihan yang telah dilakukan menyasar sekitar 8.000 orang.

Menurutnya, pelatihan keterampilan merupakan ikhtiar awal, agar keluarga bisa keluar dari zona kemiskinan. Dikatakan Darodji, dari total 100 peserta, mereka berasal dari kategori penerima zakat atau mustahik.

“Nah dengan PKK kita sudah latih 1.000 kader. Sebelumnya ada kerajinan bambu, berikutnya nanti ada laundry. Kita ingin ajak mereka yang membutuhkan meningkatkan kualitas ekonomi,” paparnya.

Baca Juga :  Kawasan Shopping Center Kota Magelang akan Ditata, Bagaimana Konsepnya?

Bupati Demak Eisti’anah mengatakan, pelatihan itu merupakan peluang bagi keluarga lepas dari jerat kemiskinan. Ia mengatakan, kemiskinan di Demak masih tinggi namun perlahan menurun.

“Kemiskinan cukup tinggi di Demak. Tahun 2022 turun dari 12,9 persen jadi 12,09 persen. Kami selalu libatkan Baznas, untuk menurunkan kemiskinan,” sebutnya.

Instruktur dari Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Alang-Alang Tumbuh Subur, Tri Wahyuni mengatakan, pelatihan disesuaikan dengan potensi lokal. Untuk pelatihan di Demak, penggunaan ikan dimaksimalkan.

Selain keterampilan mengolah berbagai jenis olahan, nantinya peserta juga difasilitasi pembuatan izin olahan rumah (Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga/ SPPIRT), dan pembuatan kemasan yang menarik.

“Nanti akan dilatih olahan pempek, dimsum, batagor dan bakery, yang di dalamnya dimasukkan unsur ikan. Selain itu juga pengolahan bumbu instan tanpa MSG, ada juga pelatihan bikin cookies dari bekatul, serta menjelang ramadan kita ajarkan bikin kue-kue kering,” pungkasnya.

Sementara, Sampur Sujatmiko (23), satu-satunya peserta pria yang juga kader PKK Desa Banyumanis, Jepara, merasa senang bisa mengikuti pelatihan tersebut. Dia berharap, pembelajaran kali itu dapat menambah menu usaha angkringan yang dikelola bersama ibunya, Sawilah.

“Sekarang ini yang saya sediakan sendiri ada kopi, gorengan, dan nasi bungkus. Lainnya setoran dari orang. Dengan pelatihan ini, semoga menu dagangan saya bertambah. Saya juga bisa menularkan ilmu kepada warga, sehingga menciptakan peluang usaha bagi mereka di rumah,” ujar mahasiswa Universitas Islam NU ini. (jatengprov/siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?