BERKAS. Tampilan dari aplikasi Countract, aplikasi penyimpanan hasil pengembangan Tim Red ITS yang dapat digunakan untuk menyimpan berkas dan data penting secara digital. (sumber: its)
Siedoo.com - BERKAS. Tampilan dari aplikasi Countract, aplikasi penyimpanan hasil pengembangan Tim Red ITS yang dapat digunakan untuk menyimpan berkas dan data penting secara digital. (sumber: its)
Inovasi Pendidikan

Cegah Peretasan, Mahasiswa ITS Surabaya Kembangkan Aplikasi Countract

SURABAYA, siedoo.com – Tiga mahasiswa dari Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil mengembangkan aplikasi penyimpanan berkas secara digital yang diintegrasikan dengan blockchain dengan nama Countract.

Ketiganya adalah Ivan, Pramudya Tiandana Wisnu Gautama, dan Muhammad Iqbal Abdi. Aplikasi ini, menurut Ivan Muhammad Nizar selaku ketua tim, merupakan aplikasi penyimpanan berkas secara digital, layaknya aplikasi Google Drive.

“Meskipun serupa, namun aplikasi kami menggunakan teknologi blockchain untuk keamanan,” terangnya, Selasa (17/1/2023).

Pemuda asal Trenggalek ini menjelaskan, blockchain merupakan teknologi pengamanan dengan cara mengenkripsi data atau berkas di dalamnya. Kelebihan dari teknologi ini memiliki pengamanan yang saling berkaitan satu sama lain, layaknya rantai (chain). Hal ini didukung oleh sistem dari blockchain sendiri yang cukup kompleks.

Ivan menyampaikan, apabila terdapat seseorang yang ingin meretas blockchain, maka orang tersebut harus mengubah keseluruhan kode yang telah diciptakan.

Selain itu, blockchain juga menggunakan banyak server untuk mengamankan data pengguna.

Dengan kedua sistem tersebut, akan memudahkan dalam mendeteksi peretasan.“Hal ini menjadi alasan kami mengintegrasikan blockchain pada aplikasi penyimpanan ini,” ungkapnya.

Adapun cara kerja dari aplikasi ini, lanjut Ivan, awalnya pengguna akan mendaftar terlebih dahulu menggunakan perangkat yang dimiliki. Lalu, pengguna menyimpan berkas yang ingin disimpan dan mendapatkan kode unik. Nantinya, kode unik ini akan terus digunakan untuk membuka berkas yang disimpan.

“Apabila lupa kodenya, berkas masih bisa dibuka asalkan menggunakan perangkat yang sama ketika awal mendaftar,” tuturnya.

Ivan membeberkan bahwa aplikasi yang mereka kembangkan masih belum selesai, karena keterbatasan waktu yang dimiliki untuk membuat teknologi blockchain.

Ia mengaku teknologi blockchain merupakan teknologi yang membutuhkan server besar dan mahal, sehingga mereka harus menciptakan blockchain versi mereka sendiri dengan lebih sederhana.

Baca Juga :  Peringati Tahun Baru Islam, OSIS SMPN 13 Kota Magelang Gelar Ceramah Keagamaan

Selain itu, minimnya penelitian terkait blockchain menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.

Meskipun aplikasi tersebut masih dalam tahap pengembangan, tim ini telah berhasil meraih juara harapan pada Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) XV tahun 2022 lalu pada kategori Pengembangan Perangkat Lunak.

Selain itu, Ivan menegaskan bahwa ia tertarik mengembangkan lebih jauh teknologi blockchain tersebut melalui penelitian Tugas Akhir (TA). Dengan begitu, ia berharap mampu membuat penelitian baru pada teknologi blockchain tersebut. (its/siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?