SEMARANG, siedoo.com – Harga sejumlah makanan dan nonmakanan mengalami penurunan di kota-kota besar di Jawa Tengah (Jateng). Berdasarkan pantauan Badan Pusat Statistik Jateng, ada enam wilayah mengalami penurunan sejumlah harga, yakni Cilacap Kota, Purwokerto Kota, Kudus Kota, Kota Surakarta, Semarang, dan Tegal.
Deflasi tertinggi tercatat di Kota Tegal sebesar -0,64 persen, disusul Cilacap-0,55 persen, Purwokerto dan Kota Semarang masing-masing -0,44 persen. Sedangkan Kudus terjadi deflasi -0,31 persen, dan deflasi terendah di Surakarta dengan -0,06 persen.
“Ini menandakan, bulan Agustus 2022 terjadi penurunan harga komoditas, baik pada makanan dan nonmakanan. Secara tradisional pada 2020 dan 2021 terjadi pula deflasi, namun relatif kecil berada pada kisaran -0,01 persen dan -0,03 persen,” jelas Kepala BPS Jateng Adhi Wiriana dikutip dari jatengprov.go.id, Jumat (2/9/2022).
Dijelaskan, faktor penyebab deflasi pada Agustus 2022 adalah penurunan harga bawang merah, cabai merah, tarif angkutan udara, minyak goreng, dan cabai rawit. Sedangkan, penahan deflasi adalah kenaikan upah tukang bukan mandor, harga beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, dan pisang.
“Penurunan harga pada komoditas bawang merah maupun cabai merah, disebabkan beberapa daerah sentra produksi sedang panen besar, sehingga pasokan dan distribusi pun terjaga. Pada Agustus 2022 terjadi penurunan tarif angkutan udara, karena harga avtur turun, sehingga maskapai melakukan penyesuaian tarif angkutan udara,” sebutnya.
Meski demikian, Adhi mewanti-wanti agar momen penurunan harga atau deflasi di Jateng bisa terjaga. Ini karena, jika dilihat dari inflasi tahun ke tahun, Jawa Tengah sudah mencapai level psikologis.
“Terlihat dari inflasi Year on Year, kita sudah di atas batas angka psikologis tiga plus minus satu, untuk tahun kalender (inflasi) kita sudah berada di atas 4 persen yakni 5,03 persen. Mudah-mudahan kondisi deflasi ini bisa terjaga sampai akhir tahun,” pungkas Adhi.
Di Jateng, penurunan harga atau deflasi sebesar -0,39 persen pada Agustus 2022. Jumlah itu bahkan melebihi besaran nasional yang mencatat deflasi sebesar -0,21 persen.
“Alhamdulillah setelah sekian kita lama mengalami inflasi, pada Agustus kita (Jateng) mengalami deflasi dengan besaran yang cukup besar yakni -0,39 persen (dibanding Juli 2022). Ini lebih tinggi dibanding deflasi nasional yang -0,21 persen,” sebutnya.
Melansir dari jateng.inews.id, harga berbagai jenis cabai di Kabupaten Kudus kembali turun pada Sabtu 20 Agustus 2022. Penurunan harga mendekati ketika kondisi normal.
“Untuk harga cabai rawit merah harganya sempat mencapai Rp95.000, kemudian turun bertahap dan pekan ini turun lagi dari sebelumnya dijual Rp70.000 menjadi Rp45.000 per kilogram. Sehingga mendekati harga normal,” kata salah seorang pedagang di Pasar Bitingan Kudus, Tutik Asiani.
Sementara harga jual cabai merah kriting, juga turun menjadi Rp45.000 dari harga jual sebelumnya mencapai Rp75.000 per kilogram. Sedangkan harga cabai rawit putih kini Rp25.000 dari sebelumnya Rp45.000 per kilogram.
Penurunan harga cabai juga diikuti harga bawang merah menjadi Rp28.000 dari harga sebelumnya mencapai Rp75.000 per kilogram. Sedangkan bawang putih cukup stabil sejak awal dengan harga Rp28.000 per kilogram. (diskominfojateng/inews/siedoo)