MAGELANG, siedoo.com – Penyanyi berbakat asal Magelang, Jawa Tengah, Woro Widowati berbagi pengalamannya. Itu disampaikan saat sharing session “Sukses Sebagai Youtuber” yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Magelang, baru-baru ini.
“Saya mulai berkarir di YouTube tahun 2019 bulan Desember waktu masih SMA kelas 2,” ungkap Woro.
Woro memiliki channel Woro Widowati Official. Kini dengan 1,42 juta subscriber.
Di acara tersebut ia mengaku tidak mempunyai niatan atau cita-cita menjadi seorang Youtuber dan penyanyi. Woro justru bercita-cita menjadi seorang dokter.
Berawal dari iseng-iseng dan ajakan teman-temannya yang kesal melihat Woro menyanyi hanya untuk dipasang di status WhatsApp saja, lalu diminta membuat akun di Youtube.
“Saya disuruh teman untuk membuat channel YouTube. Katanya nanti dibikinin tinggal rekaman saja. Akhirnya waktu itu saya rekaman membawakan lagunya mas Denny Caknan yang berjudul Kartonyono Medot Janji. Lagunya lagi naik dan nama saya ikut keangkat karena lagunya lagi booming,” ungkap Woro Widowati.
Semenjak itu, banyak yang meminta request dan mendapatkan respons positif dari masyarakat.
“Channel awal yang saya buat itu bukan yang sekarang. Jadi sempat ada pergantian channel karena yang mengelola di luar kota. Sehingga, kami susah berkomunikasinya. Ya sudah saya bikin baru saja,” jelasnya.
Baginya menyanyi adalah hobinya sejak kecil. Bakatnya diturunkan dari kakeknya, Benny Zakariya yang kebetulan menyukai musik.
“Saya dari kecil sudah sama eyang dan dekat. Awalnya diajak ke acara reuni dan disuruh nyanyi. Namun, waktu itu lagunya masih Koesplus, Panbers. Dan, ternyata pas SD ada band yang dibuat oleh teman-teman satu kelas. Di situ saya yang nyanyi hingga waktu SMP. Saya mulai mengikuti lomba-lomba,” tandasnya.
“Saya ingin tidak hanya menghasilkan karya yang tidak hanya didengar saat ini saja. Tapi hingga sampai saat nanti ketika saya sudah tidak menyanyi lagi, karya saya masih dikenal oleh orang-orang,” bebernya.
Di balik kesuksesannya tidak serta merta berjalan dengan mulus. Ia pernah mendapatkan permasalahan dengan beberapa pencipta lagu maupun musisi terkait izin cover lagu.
Woro yang masih awam di dunia musik belum paham terkait prosedur perizinan cover lagu. Namun, dari situ Woro mulai paham tentang bagaimana prosedur perizinan mengcover lagu yang benar.
“Saya sempat mendapatkan teguran dari pencipta lagu karena membawakan lagu tanpa izin. Pada akhirnya saya urus pelan-pelan dengan penciptanya dan mengatur lagi YouTube-nya dan prosedurnya. Alhamdulillah sampai sekarang sudah aman,” katanya.
Woro sempat berpesan bagi orang-orang yang ingin berkecimpung di dunia YouTube, carilah passionnya terlebih dahulu.
“Sekarang ini YouTube sangat bermanfaat karena saya merasakan manfaatnya sendiri. Barangkali rezeki kalian ada di sana. Jadi jangan takut selagi hal itu berguna, bermanfaat dan berdampak positif bagi orang lain,” tegasnya.
Woro lebih membawakan yang akustik karena ingin mengangkat lagu Jawa dengan konsep yang berbeda. Selain itu ia ingin membuktikan kalau dangdut tidak harus berpakaian yang terbuka.
“Makin kesini dangdut lagi naik. Akhirnya banyak tawaran dan request. Dirasa lagunya pas buat saya dan bisa membawakan lagu ini ya kami ambil,” tambahnya.
Selain meng-cover lagu-lagu, ia juga mempunyai singel sendiri berjudul “Ikhlas Ngenteni” yang terinspirasi dari kisah nyata percintaan Woro di waktu SMA. Lagu berjudul “Aku Hanyalah Tangis Diantara Tawamu dan Dirinya”.
Meski terbiasa bernyanyi sejak SD, ia mengaku sempat merasa gugup ketika tampil dihadapan orang banyak. Woro sempat demam panggung selama dua sampai tiga bulan.
“Dulu awal manggung saya hampir tidak berani melihat penonton. Jadi saya merem sambil menyanyi, namun pas melihat respons mereka baik energi positifnya ngalir ke saya. Akhirnya pelan-pelan bisa sampai seperti ini,” jelasnya.
Di samping menjadi seorang musisi, Woro merupakan mahasiswa semester tiga program studi Ilmu Komunikasi Universitas Tidar (UNTIDAR). Namun, ia mengaku hal itu tidak menggangu pendidikannya karena hanya mengambil job ketika hari libur atau weekend saja.
“Jadi sudah diatur bagaimana caranya agar pendidikan nomer satu, kalau dari ayah seperti itu,” terang Woro.
Woro berpesan untuk jangan takut mencoba hal yang menurut kita baik dan tetap selalu menyertakan Allah.
“Saya selalau berdoa. Selain itu kita harus berbakti kepada orang tua,” ucap Woro.
Ia mengaku ingin mempunyai album dan studio musik yang dapat digunakan untuk orang lain.
“Saya ingin ketika berkarya, karya saya tidak hanya didengar saat ini saja. Tapi, hingga sampai saat nanti ketika saya sudah tidak menyanyi lagi, karya saya masih dikenal oleh orang-orang,” jelasnya.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Magelang mengadakan acara tersebut untuk meluaskan jangkauan dari perpustakaan dalam bidang digital karena keterbatasan jam buka.
“Kami sudah mempunyai inovasi di Magelang untuk yang digital, namun sudah cukup lama tidak signifikan,” kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Magelang, Drs. Arif Barata Sakti, M.T.
Bahkan pandemi pun, lanjutnya, tidak menjadikan mereka beralih ke digital. Hampir dua tahun waktu pandemi tidak ada layanan sama sekali. Hanya diperbolehkan meminjam dan dibaca di rumah, namun tetap mematuhi protokol kesehatan.
“Kami berfikir sudah ada digitalnya tapi kok tidak banyak pengunjungnya. Kemudian kami bikin sinopsis dan dipromosikan apa yang sedang ramai di Magelang. Sampai kami menghubungi penulis-penulis di Kota Magelang untuk mendonasikan kesini, membuat podcast dan ternyata belum cukup berhasil. Akhirnya kami mengundang YouTuber yang berasal dari Magelang agar menginsipirasi bagi yang lain,” beber pria berkacama ini.
Pihaknya berharap agar fasilitas yang telah disediakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Magelang dapat dimanfaatkan dengan baik. Karena, literasi dapat berguna bagi kesejahteraan masyarakat.
“Ketika kita membaca dan pintar tentunya akan meningkatkan indeks pembangunan manusia,” tegasnya. (prokompim/kotamgl/siedoo)