Siedoo, Tidak lama lagi masyarakat Indonesia akan memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-77 di tahun 2022. Masyarakat sudah mulai pasang bendera Merah Putih per 1 Agustus lalu di depan rumah.
Bahkan generasi muda maupun kalangan milenial terlibat langsung dalam menyambut HUT tersebut. Entah itu merancang perlombaan, menghias kampung dengan aneka warna merah putih, seperti memasang umbul-umbul, bendera kecil-kecil dan pernak-pernik lainnya. Termasuk juga merancang kegiatan-kegiatan lain untuk memeriahkan tanggal bersejarah tersebut.
Merdeka dalam arti sederhana, terbebas dari segala belenggu. Kalau dalam konteks perjuangan dulu, terbebas dari belenggu penjajahan.
Untuk konteks saat ini, merdeka itu terbebas dari segala belenggu yang mengekang fisik, pikiran dan mental atau jiwa.
Merdeka bagi kaum milenial, lebih tepatnya dalam hal kebebasan dan mengekspresikan ketiga hal di atas, yaitu fisik, pikir dan rasa/jiwa. Mereka bebas beraktifitas dan berpikir atau berkreasi serta bebas menyalurkan perasaannya.
Kemerdekaan berekspresi tersebut tentunya semuanya tetap dalam koridor norma positif yang berlaku, agar tidak menimbulkan permasalahan di masyarakat.
Hal inilah yang perlu dipahamkan kepada semua generasi milenial, bahwa kebebasan yang dilakukan tersebut tetap harus bertanggung jawab.
Dengan kecanggihan teknologi saat ini, memang sangat menguntungkan bagi generasi milenial. Banyak sarana-sarana yang bisa dipakai untuk mengekspresikan potensi yang dimilikinya.
Banyak hal-hal unik dan nyentrik hasil karya milenial yang sangat mudah diviralkan menggunakan media sosial dengan teknologi informasi.
Bagi yang punya produk, maka bisa dengan mudah untuk dipasarkan via online. Atau bahkan konten kreator milenial dengan olah rasa pikir dan raganya bisa membuat suatu yang viral. Sehingga bisa terkenal, dan menghasilkan pundi-pundi uang.
Jadi bisa diibaratkan dunia milenial saat ini dunia online, yang mereka punya kebebasan mengakses dan manfaatkan untuk ketenaran dan kesuksesannya.
Tantangan milenial adalah kehidupan di dunia/alam yang terkoneksi tanpa melihat ruang dan waktu. Ini tentunya akan membawa dampak cepatnya akses informasi dari berbagai belahan dunia. Baik itu informasi yang baik maupun yang buruk.
Karenanya, harus pandai memilah dan memilih informasi yang diaksesnya. Hanya dari gadget yang dibawanya ke sana ke mari bisa berdampak pada kultur/pribadi yang individualis. Kalau sudah asyik dengan gadgetnya, maka aktifitas di dunia riil ini jadi terlupakan. Ini yang perlu diperhatikan.
Maka, mau tidak mau, sebagai landasan dan kontrolnya, mereka harus membekali diri dengan ilmu agama, ilmu pengetahuan yang selaras dengan perkembangan kekinian agar bisa eksis. Kalau tidak bisa eksis yang akan mati, artinya dia akan hidup dalam kekolotan di tengah hingar bingar kemajuan.
Cara milenial mengisi kemerdekaan itu dengan segenap pikiran dan tenaga, mau berkontribusi dalam pembangunan dengan cara yang bisa dilakukan masing-masing. Agar bangsa dan negara ini bisa makin maju dan sejahtera dalam naungan NKRI.
Disamping itu jiwa nasionalisme dan patriotisme harus terus dipupuk dengan kegiatan-kegiatan yang positif seperti tabur bunga pahlawan, napak tilas pejuang kemerdekaan, penghidmatan detik-detik proklamasi dan lain sebagainya.
Selain kegiatan untuk memeriahkan kemerdekaan seperti yang sudah semarak di kampung selama ini, mereka bisa memanfaatkan momen 17-an untuk menjalin kebersamaan dan keguyuban bermasyarakat, tentunya di sela-sela rutinitas keseharian yang selalu lekat dengan gadgetnya. Harapanya persatuan dan kesatuan bangsa tetap terpupuk dan terjalin kedepannya. (*)
Penulis
*) Bustanul Arifin, ST
Wakil ketua DPRD Kota Magelang