Siedoo.com -
Opini

Jangan Belajar, Itu Berat Biar Aku Saja …

Siedoo, – JANGAN rindu, itu berat biar aku saja, merupakan salah satu ucapan di dalam film Dilan 1990. Kalimat yang sederhana tetapi banyak mempunyai makna. Makna yang dapat diartikan positif tetapi tak jarang negatif juga bisa.

Dari kalimat tersebut banyak kita jumpai meme atau kalimat yang terinspirasi dari kalimat tersebut. Mulai dari kalimat romantis sampai kalimat lucu.

Belajar Itu Berat

Jika kita mengutip kalimat dari film Dilan 1990 tetapi sedikit kita plesetkan menjadi “Jangan Belajar, Itu Berat Biar Aku Saja ….”. Coba bayangkan jika ada yang bilang begitu apa reaksi kalian?

Mungkin ada yang merasa diperhatikan, merasa beban berkurang, tetapi ada juga yang merasa tersindir. Bagi yang merasa diperhatikan mungkin karena merasa sudah banyak belajar tetapi hasilnya tetap saja tidak paham. Lain lagi jika yang merasa beban berkurang karena tugas belajar kita ada yang mau membantu dalam belajar agar paham.

Tetapi yang merasa tersindir karena ada orang yang berpikir pesimis sebarapa besar berat kita belajar paling tidak paham. Memang namanya belajar itu berat, tetapi belajar itu adalah proses pembentukan logika berfikir kita. Setiap siswa dari sekolah dasar, menengah, atas, dan perguruan tinggi sudah disiapkan kurikulum.

Kurikulum yang melatih perkembangan otak dari anak-anak menjadi dewasa. Tetapi jika melihat hasil yang ada sekarang ini dapat kita lihat bagaimana peringkat pendidikan kita di dunia?

Baca juga : 10 Cara Agar Anak Berkarakter.

Percaya Kualitas Anak Kita

Untuk meningkatkan kualitas peringkat pendidikan, salah satu sikap yang wajib dilakukan adalah percaya dengan kualitas anak kita. Percaya bahwa anak kita berbeda dengan anak lain. Jangan samakan anak kita dengan anak lain. Karena tiap anak berbeda kemapuannya dan kecerdasannya.

Baca Juga :  Kesehatan Mental Guru di Masa Pandemi

Setiap anak mempunyai karakter berbeda-beda. Ada anak dengan kecerdasan logika yang kuat dan ada juga anak dengan kecerdasan keahlian yang kuat. Jadi percayalah anak kita tidaklah anak yang tidak bisa apa-apa. Jangan menjustifikasi anak yang tidak bisa matematika itu anak bodoh, pasti mereka punya kelebihan yang perlu dikembangkan. Tugas orangtua dan guru adalah menemukan kelebihan dari anak tersebut. Jika dengan tepat

Baca juga : Mengenal Pembentukan Jenis Karakter.

Zaman Berubah

Sebagai anak pasti punya sikap sendiri. Posisikan bagaimana kita jika sebagai anak. Zaman dahulu dan sekarang berbeda. Tetapi kemudahan di zaman sekarang berbanding dengan kesulitannya.

Dahulu sebelum informasi belum secepat sekarang untuk mendapatkan ilmu sangat sulit. Sumber yang terbatas dan tidak semua daerah ada sangat menyulitkan untuk mengembangkan diri tanpa bimbingan. Tetapi hambatan negatif seperti sosial media pada zaman dahulu tidak ada.

Pengarus media tidak begitu signifikan dibandingkan pengaruh orangtuanya. Zaman now semua mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Mau belajar atau bermain ada di tangan kita.

Zaman sudah berubah, sebagai orangtua harus belajar bagaimana anak zaman now. Tetapi perlu kita kembali ke zaman dahulu bagaimana anak diajarkan sesuai umurnya, sebelum anak masuk sekolah dasar bebaskan mereka bermain. Amati kelebihan mereka.

Kecerdasan apa yang mereka miliki yang jika sudah masuk sekolah dasar pelan-pelan kita bimbing. Bebas bukan berarti membiarkan anak sekehendak mereka. Biarkan mereka bebas mengekspresikan kelebihan mereka. Anak belum paham kelebihan mereka, arahkan dan bimbing mereka dengan tidak melupakan materi dasar agar siap berkompetisi dimasa mendatang.

Apa Tanggapan Anda ?