YOGYAKARTA – Pendidikan masih dapat ditingkatkan kualitasnya. Ekskalasi pendidikan vokasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Namun juga memerlukan kontribusi sektor swasta, komunitas dan masyarakat sebagai pemeran utama dalam memajukan pendidikan.
“Dukungan dan kerjasama dari stakeholder dalam berbagi sumber daya, pengetahuan dan keahlian dapat dipertimbangkan sebagai faktor kunci dalam pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia. Direktorat siap mendukung sepenuhnya dan mengundang mitra untuk berkolaborasi dalam meningkatkan mutu pendidikan,” ujar Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Saryadi.
Ia mengatakan itu saat acara China-Indonesia Workshop TVET (Technical and Vocational Education Training) secara online. Agenda itu dalam rangka menindaklanjuti rintisan kerjasama antara UNY dengan KBRI Beijing.
TVET adalah pendidikan dan pelatihan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk pekerjaan. TVET menggunakan pembelajaran formal, non-formal dan informal serta diakui sebagai kendaraan penting untuk pemerataan sosial, inklusi, dan pembangunan berkelanjutan.
Sekretaris Jenderal China Education Association for International Exchange (CEAIE) Wang Yongli mengapresiasi Kedutaan Besar Republik Indonesia di China dan Asia-China Centre yang telah melaksanakan kegiatan ini. “Pendidikan teknik dan vokasi adalah peran baru dalam pengembangan sumber daya manusia, keterampilan dan etika,” kata Wang Yongli.
Dalam masa pandemi ini China dan Indonesia memiliki permintaan yang urgent dalam pembangunan sosial ekonomi. China memiliki pendidikan vokasi terbesar di dunia dengan ribuan insitusi. Dengan jutaan siswa yang belajar tentang pelatihan keterampilan dan kehidupan.
Dikatakan bahwa sekolah vokasi memberikan pada masyarakat pengetahuan dan kemampuan mengatasi kemiskinan karena 13% siswa berasal dari kalangan bawah. Di China pendidikan vokasi dapat mengurangi 19 juta kemiskinan dalam 8 tahun terakhir.
“Semoga workshop ini dapat sebagai sarana belajar dan bertukar pengalaman dalam inovasi dan teknologi,” urainya.
Sementara itu, Dutabesar Indonesia untuk Beijing Djauhari Oratmangun mengucapkan terimakasih pada CEAIE, UNY dan perguruan tinggi yang terlibat acara ini. Ia berharap agar workshop ini berlangsung lancar dan sukses.
Adapun Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama UNY Siswantoyo mengharapkan agar kegiatan ini dapat meningkatkan perkembangan pendidikan vokasi di Indonesia. Kegiatan ini dihelat secara online dan diikuti oleh lebih dari 500 perguruan tinggi serta SMA dan SMK di seluruh Indonesia.
Pembicara dalam workshop ini diantaranya Prof. Liu Yufeng, Director of International Cooperation and Comparative Studies, Central Institute for Vocational and Technical Education, Ministry of Education dengan makalah ‘TVET Reform and Practices in China’, Prof. Ji Wenlin, Former President of Jiangsu Animal Husbandry & Veterinary College dengan makalah ‘Industry Cooperation in TVET Development – the Practice of Jiangsu Animal Husbandry & Veterinary College’ serta Prof. Cen Yong, Vice President of Ningbo Polytechnic dengan makalah ‘Employment Oriented Student Career Development’. (Siedoo)