YOGYAKARTA – Kemampuan public speaking adalah tentang proses dan progres, sehingga harus mau keluar dari zona nyaman. Pembicara juga wajib mengetahui karakternya, karena setiap orang memiliki keunikannya masing-masing.
“Jadilah diri sendiri dan tentukan siapa sosok panutanmu. Dengan begitu, seorang pemula bisa banyak belajar,” kata praktisi Public Relations, Faza Rasyadan, Industrial Relations Specialist dari Telkom Indonesia.
Ia menyampaikan itu saat diundang Progam Studi (Prodi) Hubungan Masyarakat (Humas) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPNVYK) dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus Bela Negara (PKKBN). Pandemi bukanlah penghalang kampus untuk mengenalkan budaya, hal ini ditunjukkan dengan adanya kegiatan tersebut.
Faza menjelaskan bahwa public speaking tidak hanya mengenai teknik berbicara. Ada aspek penunjang lain yang perlu diperhatikan, seperti visual.
Karena seseorang tidak pernah bisa mendapatkan kesempatan kedua untuk membuat kesan, pembicara harus profesional dalam berpenampilan. Meski demikian, ia berpesan bahwa hal utama bagi seorang pembicara bukanlah kemampuan.
“Tetapi keberanian dalam mengambil kesempatan,” jelasnya.
Koordinator Prodi Humas UPNVYK, Dewi Novianti menyampaikan bahwa, acara ini mengangkat tema “Pelestarian Budaya Lokal Yogyakarta”. Kegiatan ini berusaha meningkatkan kesadaran akan pentingnya budaya sebagai bagian dari kehidupan mahasiswa. Budaya bagi mahasiswa sangat penting karena mencerminkan kepribadiannya.
“Budaya dapat dimaknai secara luas, mulai dari cara berpikir, bersikap, hingga cara berpenampilan,” ungkapnya.
Acara ini dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom. Dalam praktiknya terdapat beberapa aspek penunjang dalam proses pengenalan budaya. Misalnya, penggunaan baju adat oleh pembawa acara, tugas-tugas yang diberikan kepada mahasiswa baru, hingga tema-tema musik yang digunakan.
Susmita Irfani, salah satu peserta mengungkapkan bahwa PKKBN Prodi Humas 2021 ini cukup mewakili perkenalan kebudayaan Yogyakarta. Acara banyak menghadirkan unsur-unsur budaya Yogyakarta, seperti musik iringannya, penampilan ilustrasi kawasan khas Yogyakarta di setiap pergantian segmen juga menambah kesan budayanya.
“Meskipun tidak semua kebudayaan dapat terangkum tapi sudah cukup mewakili,” ujarnya.
Kegiatan PKKBN 2021 diikuti kurang lebih 151 peserta dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Prodi Humas UPNVY. Ketua Panitia, Ghozi Abdurrohman berharap acara ini dapat membantu para mahasiswa baru untuk beradaptasi dengan budaya Yogyakarta.
“Kota Yogyakarta merupakan provinsi di mana kampus UPN berada. Dengan diadakannya acara ini, semoga mahasiswa baru tidak kaget dengan budaya yang ada, khususnya bagi mereka yang berasal dari luar kota Yogyakarta,” jelas Ghozi. (Siedoo)