Siedoo, Mahasiswa menemukan inovasi baru di bidang teknologi, yaitu menggagas SACKER, Smart Jacket for Hiker. Jaket untuk para pendaki gunung ini dibuat agar jejak-jejaknya bisa diketahui. Sehingga, bisa menjadikan alat petunjuk, bilamana para pendaki ini tersesat, atau hilang kontak.
SACKER merupakan jaket yang dilengkapi dengan komponen Global Positioning System (GPS) dan pulse sensor yang berfungsi untuk mendeteksi lokasi dan kondisi dari para pendaki. Kedua komponen tersebut dipilih dengan tujuan meminimalisir waktu pencarian jika terjadi kasus hilangnya pendaki.
Cara kerja komponen GPS pada SACKER sebagai pengirim sinyal lokasi dari pendaki. Sedangkan komponen pulse sensor sendiri adalah sensor detak jantung yang dikoneksikan dengan lampu indikator untuk mengetahui kondisi detak jantung pendaki.
“Lampu akan menyala jika detak jantung sang pendaki di atas 90bpm,” kata salah satu mahasiswa perancang inovasi ini, Talia Kamil.
Ia tidak sendirian. Bersama dengan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur yang lain. Seperti, Cindi Dwi Pramudita (Teknik Informatika), Rafif Fernanda (Teknik Elektro), Jauhari Azhar (Teknik Material dan Metalurgi), serta Raditya Rafie Johari (Manajemen Bisnis). Tania, mahasiswi Teknik Mesin ini merupakan ketua tim.
Selain untuk mengetahui kondisi satu sama lain, lampu jaket tersebut juga berguna untuk memudahkan pencarian korban pendakian saat tersesat atau hilang di malam hari. “Nantinya, data lokasi dan kondisi pendaki dikirim dengan modul komunikasi serial HC-12 yang akan ditampilkan di monitor pada pos registrasi,” terangnya.
Untuk diketahui, selama empat tahun terakhir, angka kasus kecelakaan dan kematian di jalur pendakian semakin meningkat. Bahkan tak jarang pula tim penyelamat kesulitan menemukan titik lokasi dari para korban pendakian.
Berkat ide cemerlang ini, tim mereka berhasil meraih medali perak dalam ajang International Invention Competition for Young Moslem Scientists (IICYMS) 2021. Mengusung tajuk SACKER (Smart Jacket for Hiker): GPS and Pulse Sensor – Based Smart Jacket to Monitoring Track and Condition of Hiker, mereka berhasil merampungkan penelitian selama dua bulan berkat bimbingan dosen Teknik Mesin ITS, Ari Kurniawan Saputra ST MT.
Para juri, banyak memberikan komentar positif dan menawarkan bantuan untuk realisasi alat ke depannya. “Menurut mereka, inovasi kami cukup menarik dan dapat direalisasikan meski membutuhkan biaya tambahan untuk memperluas range dari modul transceiver pada alat,” jelas mahasiswi angkatan 2019 tersebut.
Meski begitu, Talia dan tim merasa masih belum dapat melakukan penyusunan prototype beserta pengujiannya. Mengingat penelitian mereka saat ini hanya berbentuk paper.
Ke depan, dirinya berharap pandemi ini bisa segera berlalu. Sehingga, gagasan ini dapat lebih mudah untuk dikembangkan.
“Selain itu, kami juga berharap agar SACKER dapat terealisasikan dan diterima oleh banyak orang,” tandasnya. (Siedoo)