Siedoo, Mahasiswa dari Surabaya, Jawa Timur membuat inovasi di bidang teknologi engineering. Startup jasa Jokeen.id merupakan jembatan antara klien yang ingin mewujudkan suatu produk namun belum memiliki resource, dengan mahasiswa yang mempunyai skill namun belum memiliki media untuk mengembangkannya. Karya ini melayani beberapa bidang, seperti program eksternal, 2D/3D modelling, simulasi sistem, hingga pembuatan prototipe dan barang jadi.
Berdirinya inovasi ini dilatarbelakangi oleh ambisinya dalam mengembangkan produk mekatronika bagi para penggiat industri di Indonesia. “Kami merasa beberapa industri kecil kerap kesulitan dalam merealisasikan ide di bidang IoT. Untuk itu kami hadir sebagai solusi atas permasalahan ini,” kata Puguh Pambudi mahasiswa yang menjadi founder sekaligus perintis.
Dalam Revolusi Industri 4.0, potensi Internet of Things (IoT) digadang-gadang akan semakin besar dan memenuhi pasar dunia. Tak ingin tinggal diam melihat peluang tersebut, dua mahasiswa Departemen Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendirikan sebuah startup jasa yang bergerak di bidang engineering.
Puguh Pambudi dan Muhammad Husnir Rahman, mahasiswa angkatan 2018 yang menjadi founder sekaligus perintis sejak 2020 lalu. Puguh Pambudi, Chief Executive Officer (CEO) mengungkapkan bahwa saat ini startup mereka telah memiliki empat anggota tim lain.
Mereka adalah Pebiria Vorenza (Teknik Industri ITS), Gusfatul Mukhairiq (Teknik Biomedik ITS), Ayu Auliya (Teknik Lingkungan ITS), dan satu mahasiswa dari Teknik Elektro Universitas Brawijaya (UB) yaitu Mohammad Fahri Ferdiansyah.
Puguh memiliki impian besar bahwa, karyanya dapat menjadi salah satu startup terbaik di Indonesia dan mampu bersaing secara internasional. Dengan demikian, kedepan mampu membantu lebih banyak lagi industri di indonesia dalam mengembangkan produk di bidang teknologi seiring dengan revolusi industri 4.0.
Prosedur pelayanan tak jauh berbeda dengan proyek-proyek pada umumnya. Usai mendaftarkan proyek, tim akan melakukan diskusi dengan klien hingga hasil yang diinginkan dapat tercapai dan sesuai dengan ide klien.
Hingga saat ini, mereka berhasil menggarap lebih dari 100 proyek dengan rating kepuasan 4,5/5 berdasarkan responsivitas dan 4,6/5 berdasarkan kinerja dan waktu pengerjaan. Di bulan Juni lalu, tim sedang mengerjakan Thermogun Ultraviolet (UV), yaitu sebuah alat pengukur suhu badan yang dilengkapi dengan sinar UV sebagai alat sterilisasi ruangan.
“Kami juga telah membantu salah satu Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) dengan project neonbox yang dapat diganti gambarnya,” ungkap Puguh.
Untuk dapat menggunakan jasa mereka, klien dengan mudah dapat melakukan pemesanan lewat platform Instagram, whatsapp, hingga e-mail. Selain itu, saat ini mereka juga telah memiliki workshop di kawasan Sutorejo Tengah VIII No. 26 EE 32, Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur.
Selain sebagai sumber usaha, karya mereka juga telah banyak mendapat pengakuan dari berbagai pihak. Di antaranya adalah menjadi tenant Inkubator ITS, mendapatkan pendanaan dalam Program Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) 2021, 25 besar Innovation Challenge & Business Summit (ICBS) 2021, hingga menjadi 100 besar dalam Startup4Industry 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian.
“Lebih dari itu, saat ini kami juga telah memiliki mitra kerja yang selalu mempercayakan proyeknya kepada kami, yakni PT Global Teknologi Indonesia,” tandasnya.
Ketika ditanya soal suka dan duka mendirikan inovasi tersebut, Puguh mengungkapkan bahwa dirinya dan tim kerap kesulitan membagi waktu antara kuliah dan bisnis. “Usaha ini baru kami rintis di tahun kedua ketika menjadi mahasiswa,” ungkapnya. (*)