SURABAYA – Keberhasilan Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Jawa Timur memperoleh gaji pemagangan yang menarik secara finansial menjadi kebanggaan tersendiri. Rektor UTM Dr. Muh Syarif merupakan seorang ekonom senior dan menjabat sebagai Pembina Himpunan Masyarakat Petambak Garam Jawa Timur.
Disamping dalam rangka menyukseskan kebijakan Pemerintah, pemagangan dipandang oleh Universitas Trunojoyo Madura sebagai langkah strategis menyiapkan mahasiswanya di dunia kerja. Terlebih dengan posisi kampus di Madura yang memang belum banyak pabrik dan mitra industri.
“Madura ini belum banyak industri, dan tidak bisa dipungkiri ini mempersulit mahasiswa magang. Harapannya, mahasiswa merantau, ambil ilmunya, lalu bekerja, dan bahkan bila jalan rezekinya, mengaplikasikan ilmu dari kota untuk membuka usaha dan lapangan kerja di Madura,” kata Syarif.
Ia mengatakan itu saat meresmikan kerjasama dengan Komunitas IT “SEVIMA” (PT. Sentra Vidya Utama) pada Senin (07/06/2021) siang. Melalui MoU ini, SEVIMA membantu kampus UTM dalam mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan via pengembangan program MBKM.
“Sehingga mahasiswa bisa belajar dengan baik saat melakukan kegiatan pembelajaran di luar kampus ini diakui sebagai perkuliahan senilai 20 SKS, dan digaji hingga Rp 15 juta,” terang Dr. Muh. Syarif, didampingi Sugianto Halim MMT selaku Direktur Utama (CEO) SEVIMA dan segenap jajaran pimpinan Universitas, secara virtual melalui zoom meeting.
Diungkapkan oleh Syarif dalam kerjasama antara SEVIMA dengan Universitas Trunojoyo, ada beberapa posisi yang dibuka untuk magang dengan gaji yang berbeda-beda. Diantaranya sejumlah Rp 1 – 2 juta untuk magang pada posisi trainee, Rp 2-3 juta untuk magang pada posisi fresh graduate, dan Rp 10 – 15 juta untuk posisi tenaga ahli di bidang IT.
“Dan ada juga fasilitas akomodasi, penginapan, dan makan siang. Dosen bisa magang untuk posisi yang Rp 10-15 juta tersebut. Sehingga, dekan saya di Fakultas Teknik (Prof. Rachmat Hidayat) berkelakar, ingin resign (mengundurkan diri) saja jadi Dekan, karena posisi magang di SEVIMA sangat menarik,” ungkap Syarif.
Untuk diketahui, menjelang era normal baru dimana perkuliahan akan mulai berjalan tatap muka dan industri beroperasi penuh, maka kesempatan magang dalam kebijakan “Merdeka Belajar Kampus Merdeka” bisa menjadi peluang tersendiri. Karena selain kegiatan magang di industri oleh mahasiswa diakui sebagai SKS, para mahasiswa juga bisa memperoleh pengalaman kerja serta gaji yang sangat menarik.
Sugianto Halim,S.Kom., M.M.T., CEO SEVIMA juga berharap bahwa pemagangan ini dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran. Selain itu, SEVIMA juga ingin mendorong kampus UTM dan generasi muda Madura dalam mewujudkan kader bangsa yang cerdas, berdaya saing, dan berakhlak di kampus UTM.
“Kami juga ingin, ada talenta hebat dari Madura di bidang IT, untuk memajukan Madura dan memajukan Indonesia. Seperti yang kita ketahui sendiri, di era revolusi industri 4.0 ini, bidang sangat menjanjikan dan kompetitif. Oleh karena itu, tawaran finansial dari pemagangan di bidang IT juga menarik,” kata Halim.
Program kerjasama antara SEVIMA dan Kampus UTM ini tak hanya seputar kegiatan magang saja. Namun SEVIMA dan UTM juga menekankan pada kegiatan ilmiah, seminar lokal, penelitian, rekrutmen tenaga kerja serta kerjasama bidang lain yang relevan. Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan mampu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di kampus UTM.
Acara MoU ini juga dilanjutkan dengan penyerahan mahasiswa magang di SEVIMA secara langsung oleh Rektor Universitas Trunojoyo Madura dan dilanjutkan dengan kegiatan WEBINAR secara virtual. Acara ini membahas tentang strategi Perguruan Tinggi di Madura dalam menyukseskan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan keynote speaker Rektor UTM yang langsung ditayangkan di Youtube Channel SEVIMA. (Siedoo)