SURABAYA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) RI memberikan lampu hijau perihal kuliah tatap muka mulai Juli 2021. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur pun serius menggodok kebijakan perkuliahan hybrid. Hal ini ditandai dengan dimulainya masa uji coba yang akan dilaksanakan pada pekan akademik ke-10 mendatang.
ITS akan merilis pengumuman resmi mengenai masa uji coba yang dilaksanakan pasca Hari Raya Idul Fitri. Baru setelah akhir semester genap 2020/2021, akan diumumkan kebijakan model kuliah untuk semester gasal 2021/2022.
Dengan adanya kebijakan ini, ITS berharap semua pihak dapat bekerja sama dengan baik. “Semua orang harus bisa menyesuaikan diri, dosen harus terus memperbaiki metode pengajaran dan mahasiswa harus serius dalam kuliahnya,” kata Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS Prof Dr Ir Adi Supriyanto MT.
Sebagai informasi, menurut penuturan Adi, selama pandemi belum berlalu, perkuliahan hybrid harus dilakukan. Sebab, jika semua mahasiswa melaksanakan perkuliahan luring secara bersamaan, akan sulit memenuhi prokes untuk mengatur jarak aman akibat jumlah ruangan yang terbatas.
“Sedangkan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan kepada seluruh mahasiswa ITS, hampir separuh responden menyatakan kuliah daring dirasa kurang efektif,” ungkapnya.
Penggabungan sistem perkuliahan luring dan daring, dikenal dengan istilah hybrid. Ia menjelaskan, proses uji coba dilakukan sebagai bahan evaluasi sebelum penyelenggaraan penggabungan sistem perkuliahan luring dan daring.
“Kandidat masa uji coba ini merupakan seluruh mahasiswa ITS angkatan 2020 yang berdomisili di Surabaya,” ujarnya.
Pertimbangan dalam memilih mahasiswa angkatan 2020 adalah untuk memberi kesempatan mereka mengenal kampus ITS lebih dulu. Sebab, sejak semester pertama kuliah, mereka belum pernah merasakan suasana perkuliahan di dalam kampus.
“Selain itu, diharapkan dapat meminimalisir risiko penyebaran Covid-19 dan memudahkan mahasiswa karena tidak perlu mencari tempat kos,” sambung guru besar Teknik Elektro ini.
Untuk sistem uji coba ini, seluruh kandidat akan diberikan jadwal kuliah tatap muka di kampus dan kuliah daring secara bergantian. Selain itu, pihak kampus akan menanyakan kondisi kesehatan mahasiswa terkait ke orang tua maupun wali mereka masing-masing.
“Berdasarkan Undang-Undang, sebenarnya mahasiswa tidak memerlukan izin dari orang tua, tetapi kami akan tetap melakukan pendekatan kepada orang tua maupun wali untuk menanyakan kondisi mereka,” tegas Adi.
Nantinya, jika masa uji coba ini dinilai efektif dan berlangsung dengan sukses memenuhi standar protokol kesehatan (prokes), maka pada semester gasal tahun ajaran 2021/2022 ITS akan melaksanakan perkuliahan hybrid bagi seluruh mahasiswa dari semua departemen.
“Tak ada pengecualian, nantinya mahasiswa dari luar kota atau luar pulau pun diharuskan datang ke Surabaya,” ujarnya. (Siedoo)