SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur meraih peringkat pertama sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia pada bidang Computer Science versi Scimago Institutions Rankings (SIR) tahun 2021. SIR sendiri adalah sebuah klasifikasi lembaga akademik dan institusi penelitian yang diberi peringkat berdasarkan indikator yang menggabungkan tiga aspek berbeda.
Tiga aspek indikator tersebut yaitu kinerja penelitian, keluaran inovasi, dan dampak sosial yang diukur dengan visibilitas web setiap institusi.
“Kami harap ini dapat menjadi pemicu seluruh dosen dan mahasiswa untuk meningkatkan capaiannya baik dari segi kualitas maupun kuantitas,” kata Dekan Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) ITS Dr I Ketut Eddy Purnama ST MT.
Ketut bersyukur bahwa ITS dapat memperoleh pencapaian yang luar biasa ini. Itu semua berkat kontribusi dari dosen, mahasiswa serta para pimpinan di ITS yang dirasa sudah memberikan lingkungan yang kondusif kepada dosen dan mahasiswa untuk tetap produktif dalam berkarya.
Catatan prestasi membanggakan beruntun diraih Institut Teknologi Sepuluh Nopember sebagai bukti menjadi perguruan tinggi terdepan di bidang riset dan teknologi serta kompetitif di kancah nasional maupun internasional. Sebelumnya, ITS juga dikukuhkan di peringkat pertama di Indonesia dan 64 di dunia pada pemeringkatan Times Higher Education (THE) Impact Rankings 2021.
Ia menyambut dengan gembira pencapaian ini. Pencapaian ini dapat diraih karena kelebihan yang dimiliki ITS pada kinerja penelitian di bidang Computer Science dan bidang terkait lainnya yang dirasa sangat produktif.
“Luaran yang dihasilkan juga tergolong inovatif dan ada banyak publikasi di website ITS yang bisa ditelusuri dengan mudah,” ungkap dosen yang akrab disapa Ketut ini.
Terkait hal itu, Ketut mengungkapkan bahwa hasil tersebut tidak dicapai dengan mudah. Ada banyak proses yang harus dilewati melalui penerapan berbagai kebijakan di FTEIC terkait publikasi dan penelitian.
Menurut dosen Departemen Teknik Komputer ini, departemen-departemen yang ada di bawah FTEIC sudah mempunyai mekanisme yang baik untuk menghasilkan publikasi, penelitian, dan produk inovatif. Hal tersebut mengingat FTEIC memiliki mekanisme pembelajaran seperti adanya lab-based education, roadmap penelitian, serta berbagai kerja sama nasional maupun internasional.
Secara umum, Ketut mengatakan bahwa kebijakan terkait publikasi dan penelitian sudah mengikuti seperti yang dijalankan di level institut. Ia menerangkan bahwa kebijakan tersebut juga didukung oleh banyaknya jumlah mahasiswa, baik mahasiswa program sarjana (S1), magister (S2) maupun doktoral (S3) dari enam departemen yang ada di FTEIC.
Lebih lanjut, Ketut memaparkan tantangan yang dihadapi ITS ke depan adalah untuk menjaga mekanisme dan kebijakan yang sudah ada agar tetap berjalan dengan baik dan lebih berkembang. Sehingga, luaran berupa publikasi, penelitian, dan produk inovatif dapat tetap produktif dihasilkan oleh dosen dan mahasiswa FTEIC.
“Untuk mewujudkannya, kami juga ikut berperan dalam mendukung dan menjalankan program ITS agar menambah jumlah paper yang diterbitkan,” imbuhnya.
Ketut beranggapan bahwa pemeringkatan ini bukanlah tujuan yang sebenarnya. Melainkan hanya merupakan pengakuan pihak eksternal terhadap ITS atas berbagai capaian yang sudah dihasilkan. Untuk itu, ia meminta agar seluruh sivitas akademika di ITS khususnya dosen dan mahasiswa agar tidak lengah dan lantas jumawa atas pencapaian ini.
“Yang paling penting adalah semua orang tetap fokus melakukan yang terbaik untuk berkarya dan lebih berkembang,” jelasnya. (Siedoo)