Siedoo.com - Muhammad Adrian Fadhilah (kanan) saat berhasil menjuarai Safety Competition 2020. | foto : Humas ITS
Tokoh

Jatuh Bangun Adrian, Mahasiswa Berprestasi yang Membanggakan Orang Tua

Siedoo, Muhammad Adrian Fadhilah terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur. Ia menceritakan mengenai tekadnya dalam hidup untuk terus belajar sembari menebar kebermanfaatan bagi orang lain. Dengan demikian, mengikuti ajang Mawapres merupakan salah satu langkah Adrian untuk memenuhi tujuan tersebut.

“Dengan menjadi Mawapres ini kesempatan saya untuk bisa berbagi dengan orang lain dan memberikan hal-hal positif jauh bisa lebih didengar dan ditangkap lebih luas oleh orang lain,” katanya.

Banyaknya prestasi dan kiprah yang telah dijalani mengantarkan Muhammad Adrian Fadhilah terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2021 kategori Sarjana. Mahasiswa Departemen Teknik Sistem dan Industri ini memiliki cita-cita besar untuk menjadi representatif bagi almamaternya dan mampu membanggakan Indonesia.

Menjadi seorang Mawapres merupakan angan-angan yang selalu didambakan pemuda asal Gresik ini sejak di bangku SD. Berbicara soal mimpinya itu, Adrian memiliki tujuan besar untuk memberikan sebuah nilai yang berharga bagi tempatnya menimba ilmu. Sekaligus menjadi representatif di mana pun ia belajar sekarang.

“Saya ingin sekali menjadi representatif untuk sekolah sejak SD, bahkan sampai SMP, SMA, dan kuliah pun saya ingin selalu seperti itu,” ungkap penghobi menulis tersebut.

Pencapaian yang ia raih itu tentu tidak secara instan. Jatuh bangun sempat dialami, salah satunya adalah ketika ia sama sekali tidak pernah membawa pulang gelar juara dalam berbagai ajang perlombaan yang diikuti. Namun, Adrian mampu mengantisipasi kegagalan dan menjadi pribadi yang produktif berkat kerja keras serta lingkungan yang membangun.

“Sejak kuliah saya menjadi orang yang lebih produktif dan lingkungan di departemen saya sangat mendukung,” tutur Adrian.

Selama menjadi mahasiswa ITS, Project Manager di Science Hunter Indonesia (SHI) ini mengantongi setidaknya 33 penghargaan, baik regional maupun internasional dari tujuh negara berbeda. Yaitu Indonesia, Taiwan, Macau, Argentina, Malaysia, Ekuador, dan Korea Selatan.

Baca Juga :  Suminto, Ingin Majukan Pendidikan Anak Gunung

Belum cukup sampai di sana, Adrian juga merupakan penerima Beasiswa Unggulan Bank Indonesia dan seringkali diundang untuk menjadi pembicara dalam forum-forum ilmiah.

Amanah sebagai Mawapres ITS, Adrian berharap ke depannya ia bisa menjadi representatif dari ITS untuk merebutkan gelar Mawapres Nasional pada Agustus mendatang. Serta terus menjadi manusia yang berkembang.

“Saya berharap untuk bisa turut andil membanggakan nama ITS dan berharap juga ITS bisa mencetak banyak mahasiswa yang berprestasi dalam bidangnya masing-masing,” jelasnya.

Mahasiswa kelahiran 9 Juli 2000 itu mengungkap, ia mulai bisa merealisasikan keinginannya tersebut ketika berstatus sebagai mahasiswa ITS. Mengawali perjuangan dalam mencapai mimpi, pada tahun 2019, pemuda yang akrab disapa Adrian ini berhasil mewakili ITS dalam Seoul International Invention Fair (IIF) 2019 yang diadakan di Korea Selatan dan tampil di depan 635 inventor dari 30 negara.

Dari sana Adrian memiliki cita-cita lebih tinggi dalam mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu menjadi wakil dari Indonesia. Dari pengalaman berharga yang digapainya, Adrian mengisahkan bahwa ia banyak mendapat pembelajaran baru mengenai jati diri mahasiswa yang tidak hanya diukur pada kemampuan akademik. Tetapi juga dalam lingkup berorganisasi dan berkreasi.

Hal tersebutlah yang membuat Adrian terus maju dan berkompetisi. Terutama dalam bidang inovasi dan invensi. Berbagai penghargaan berhasil ia bawa pulang, salah satunya menjadi peraih medali emas di ASEAN Innovative Science and Entrepreneur Fair (AISEF) 2021, Februari lalu.

Mengulik motivasinya, mengikuti ajang Mawapres tidak serta merta Adrian jalani untuk membuat bangga diri, trainer keilmiahan ITS itu berkata bahwa harapan terbesarnya tidak lain adalah untuk membanggakan kedua orang tua.

“Apabila berbicara terkait motivasi mengikuti Mawapres, satu hal utama yang ingin saya tuju adalah ingin membuat senyum di wajah orang tua saya,” terang mahasiswa angkatan 2018 tersebut. (*)

Apa Tanggapan Anda ?