MAGELANG – Keimanan bukanlah sekadar rasa percaya. Keimanan adalah keyakinan. Untuk bisa mencapai keimanan, butuh tahapan-tahapan yang melibatkan hati dan akal pikiran.
Demikian antara lain disampaikan oleh Ustadz Agus Mustofa, dalam peringatan Isra’ Mi’raj yang diadakan oleh Universitas Tidar (Untidar) Magelang, Jawa Tengah, Jumat (11/3/2021) malam. Peringatan Isra’ Mi’raj digelar secara daring dan luring, di Gedung Kuliah Umum H. Suparsono, kampus Untidar.
Agus Mustofa merupakan alumni Jurusan Teknik Nuklir Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ia lama berkarir sebagai jurnalis di Jawa Pos, dan menulis sejumlah buku bertema tasawuf modern.
Dalam acara bertajuk “Meniti Ilmu Pengetahuan Menuju Puncak Keimanan” itu, Ustadz Agus menyampaikan tausiyah melalui aplikasi Zoom dari Surabaya.
“Keimanan itu bukan sesuatu yang dogmatis atau doktriner. Iman bukan hanya percaya, tapi yakin. Yakin atau keyakinan itu lebih berbobot ketimbang percaya,” terang pria kelahiran Malang, 16 Agustus 1963 ini.
Keyakinan atau keimanan, lanjutnya, hanya bisa diwujudkan setelah melalui tahapan-tahapan berupa ilmul yakin, ainul yakin, dan haqqul yakin.
“Ilmul yakin itu ilmu. Harus cari ilmu dulu. Baru kemudian ainul yakin, atau bukti. Kita cari ilmu, lalu bisa dapatkan bukti. Kedua tahapan dilalui, barulah kita akan sampai pada haqqul yakin. Itulah puncak keimanan,” ungkap Agus, yang juga alumni Jurusan Teknik Nuklir Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Peringatan Isra’Mi’raj malam itu melibatkan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Ihsan dan Takmir Masjid Mambaul Ulum Universitas Tidar. Sebelum acara dimulai, Qari Andhi Rispata terlebih dahulu melantunkan ayat-ayat suci Alquran. Hadir dalam kegiatan itu, Rektor Untidar Prof Dr Ir Mukh Arifin, M.Sc dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof Dr Sugiyarto, M.Si.
“Setiap hari kita bergelut dengan ilmu pengetahuan. Tapi kita tidak boleh terjebak dalam konteks amaliah yang hanya dikendalikan oleh akal dan nafsu. Harus bisa selaras dengan hati dan keimanan,” terang Prof Sugiyarto.
Oleh karenanya ia berharap, kegiatan semacam itu harus terus dipertahankan dan bisa rutin dilaksanakan. Tujuannya, untuk menjembatani antara ilmu pengetahuan dan keimanan.
Peringatan Isra’ Mi’raj di Untidar malam itu juga menghadirkan KH Minanurroohman Anshori, pengasuh pondok pesantren Yajri, Payaman, Secang. (Siedoo)