Siedoo.com - Webinar bertema "Strategi Menghadapi Masalah Sosial Ekonomi" yang diadakan Fakultas Ekonomi Universitas Tidar Magelang, Jawa Tengah, Kamis (25/2/2021). | Foto: Dok. Untidar
ADV Daerah

Hadirkan Gus Yusuf, Untidar Gelar Webinar Pemulihan Ekonomi

MAGELANG – Selain kesehatan, pandemi secara lebih luas juga berdampak pada masalah sosial dan perekonomian masyarakat. Dibutuhkan upaya dari berbagai pihak, agar persoalan-persoalan itu bisa berangsur pulih.

Demikian antara lain yang mengemuka dalam webinar bertajuk “Strategi Menghadapi Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat di Masa Pandemi”, yang digelar oleh Fakultas Ekonomi Universitas Tidar (Untidar) Magelang, Jawa Tengah.

Acara tersebut menghadirkan pembicara utama KH. Yusuf Chudori, pimpinan Pondok Pesantren API (Asrama Perguruan Islam) Tegalrejo, Kabupaten Magelang. Kyai yang akrab disapa Gus Yusuf itu mengatakan, nyaris semua bidang terkena dampak dari pandemi.

“Banyak yang kehilangan pekerjaan, penghasilan menurun, bidang pariwisata dan pertanian juga tak luput terkena imbasnya,” ungkap dia.

Namun, ia mengingatkan, akan ada hikmah dibalik setiap musibah. “Ketika hampir semua bidang kena dampak buruk, anak-anak muda yang kreatif justru banyak yang menemukan peluang di masa sulit ini,” lanjutnya.

Ia menyontohkan para pelaku usaha yang memanfaatkan teknologi berbasis internet. Ada yang memaksimalkan kreativitasnya dengan membuat konten YouTube. Yang lain membuat aplikasi. Ada pula yang menggunakan internet sebagai media pemasaran produk-produk usaha kecil.

Rektor Untidar Prof. Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc. dalam sambutannya memaparkan, kondisi perekonomian saat ini sangat berbeda dengan kondisi sebelum datangnya pandemi. Semua sektor terdampak, mulai dari pendidikan, pertanian hingga pariwisata.

Di bidang industri, perusahaan manufaktur mengalami penurunan produksi. Tidak sedikit yang gulung tikar.

“Yang menyedihkan, ada kompromi diantara pengusaha dan karyawan. Tidak apa-apa gaji dipotong asalkan mereka masih tetap bisa bekerja,” ungkap Prof. Arifin.

Atas kondisi ini, menurut Prof. Arifin, yang bisa dilakukan pemerintah adalah tetap konsisten dalam upaya memulihkan daya beli masyarakat. Karena daya beli masyarakat, bukan lain merupakan motor penggerak perekonomian bangsa.

Baca Juga :  Tahun ini, Untidar Siap Terima 3.255 Mahasiswa Baru

Sedangkan untuk masyarakat, mau tidak mau harus menghindari atau menahan diri terhadap pengeluaran yang tidak perlu, lebih-lebih dalam jumlah besar. Hutang atau pinjaman juga sebaiknya dihindari, paling tidak untuk sementara waktu, sampai kondisi berangsur normal.

Webinar tersebut juga sekaligus sebagai tasyakuran atas diraihnya Akreditasi A oleh Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Untidar. Sebagaimana diketahui, program studi ini baru saja mendapatkan Akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada 16 Februari lalu, berdasarkan Surat Keputusan No 840/SK/BAN-PT/Akred/S/II/2021. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?