KOTA MAGELANG – Hingga memasuki semester genap tahun pelajaran 2020/2021 ini pembelajaran masih berlangsung secara daring. Sehingga semua pembelajaran untuk siswa dilakukan secara jarak jauh menggunakan media yang ada, termasuk pendidikan karakter.
Memang pendidikan karakter lebih mudah dilakukan secara tatap muka, namun dengan memaksimalkan penggunaan media pembelajaran digital minimal membantu penanaman karakter siswa. Hal itu dilakukan oleh SMP Negeri 10 Kota Magelang, Jawa Tengah.
Di sekolah ini, pendidikan karakter secara daring tetap dilakukan melaui pembiasaan-pembiasaan siswa secara terjadwal.
“Dari hari Senin hingga Sabtu, pembiasaan dijadwalkan untuk dilakukan siswa sebelum pukul 07.00. Sebelum pembelajaran daring dimulai,” kata Kepala SMP Negeri 10 Kota Magelang, Fatin Mahdalina, S.Pd, Kamis (14/1/2021).
Dijelaskan Fatin, jadwal telah disusun dan disampaikan ke semua siswa. Selain presensi dan membaca literasi juga pembiasaan seperti salat Dhuha, mengaji, membaca Asmaul Husna, atau membaca Alkitab bagi yang non Muslim, dan kebersihan lingkungan atau kerja bhakti.
“Anak-anak kita ajak membiasakan itu di rumah masing-masing. Kami para guru pun melakukan hal yang sama, sehingga kami juga melakukan pembiasaan tersebut, sekaligus sebagai contoh teladan bagi para siswa,” jelasnya.
Siswa juga dibiasakan untuk melakukan karakter yang lain di rumah. Seperti membantu orang tua, mencuci dan menyeterika baju sendiri, membersihkan lingkungan rumah dan lainnya.
“Semua itu kita tanamkan sebagai salah satu bentuk penilaian sikap dan penguatan pendidikan karakter (PPK) untuk anak,” lanjut Fatin.
Dalam melakukan pembiasaan tersebut siswa juga menuliskan dalam laporan harian. Pada saat presensi pagi mereka menuliskan kegiatan yang dilakukan. Dengan kegiatan seperti itu siswa terpantau pembiasaan atau tugas yang dilakukan.
Menurut Fatin, selain pembiasaan di rumah yang dijadwalkan dari sekolah, siswa dapat melakukan sesuai waktu luang masing-masing di luar waktu pembelajaran daring. Karena bisa saja anak mengerjakan tugas daring tidak pada waktu bersamaan, pun demikian dalam melakukan pembiasaan di rumah.
“Jadwal daring dari para guru memang diberikan pagi hari, namun bisa saja anak mengerjakan sore hari bagi mereka yang handphone-nya bergantian dengan orang tua mereka. Maka bisa setelah melaksanakan pembiasaan pagi sesuai jadwal, mereka membantu orang tua atau melaksanakan pembiasaan lainnya,” terangnya.
Seluruh guru di SMP Negeri 10 Kota Magelang berharap melalui pembiasaan di rumah saat pembelajaran jarak jauh ini, pendidikan karakter pun tetap berjalan. Semua kegiatan siswa dipantau guru masing-masing kelas, melalui angket karakter yang dikirimkan kepada orangtua siswa, maupun melalui komunikasi guru dengan siswa.
“Sehingga masing-masing anak memiliki penilaian sikap tersendiri yang dapat diikuti perkembangannya oleh guru atau wali kelas masing-masing,” pungkas Fatin Mahdalina, S.Pd. (Siedoo)