YOGYAKARTA – Kesadaran masyarakat di Indonesia akan pemanfaatan kembali sampah-sampah rumah tangga masih tergolong rendah. Padahal barang tersebut masih bisa digunakan kembali atau diubah menjadi bentuk lain yang bermanfaat.
Fakta di lapangan menunjukkan masyarakat Indonesia lebih memilih untuk membeli barang yang baru dan membuang barang lama. Hal ini tentu akan menjadi masalah lingkungan yang serius, karena sampah akan terus bertambah. Ini yang menjadi pemikiran sekelompok mahasiswa UNY yang memanfaatkan sampah tersebut menjadi souvenir berupa miniatur lokomotif uap.
Mereka adalah Enggista Hendriko Delano dan Abiyyu Amajida prodi Ilmu Keolahragaan, Asyam Alauddin prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Rizki Oktavianto prodi Pendidikan Akuntansi dan Retno Suci Agustin prodi Pendidikan Seni Rupa.
Menurut Enggista Hendriko Delano miniatur ini menggunakan 100% barang bekas seperti kaleng susu atau kaleng cat semprot, plastik, kayu maupun barang elektronik seperti kabel.
“Komponen yang ada dalam miniatur ini berbahan dasar limbah dan barang-barang bekas tidak terpakai,” ujar Enggista, Rabu (13/1/2021).
Semua jenis limbah dapat terpakai dan dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk miniatur lokomotif kereta. Dikatakannya, butuh ketelitian dan keterampilan khusus untuk membuat miniatur ini karena tergantung pada imajinasi seseorang. Miniatur diletakkan pada tatakan kayu dan ditutup dengan kaca. Fungsi dari produk ini dapat sebagai hiasan rumah yang memiliki nilai edukatif tentang kereta api.
Abiyyu Amajida menambahkan produk ini dinamai UNYLoko. Diharapkan dapat dijual di kawasan Malioboro yang banyak memiliki toko souvenir. Selain itu pemasaran produk juga dilakukan dengan memanfaatkan media sosial dan toko jual beli online yang ada.
“Pemilihan pemasaran melalui media tersebut berdasarkan pada tren yang sedang berlangsung di Indonesia,” paparnya.
Retno Suci Agustin menjelaskan, bahan yang dibutuhkan semua barang bekas diantaranya kaleng, kabel, mur baut, triplek, seng, kayu, kaca dan paralon. “Alat yang digunakan yaitu gerinda, gunting, tang, lem korea, glue gun, cutter, gergaji besi, solder, palu dan cat semprot,” kata Retno.
Proses pembuatannya dimulai dari perancangan produk yaitu membuat desain tatakan. ukuran lokomotif dan kaca penutup, setelah itu proses perakitan. Dalam perakitan ini kaleng ditempel dengan barang bekas yang lain seperti kayu, kabel dan paralon untuk roda lokomotifnya.
Perekatan menggunakan lem dan dibuat se-estetik mungkin hingga mendekati bentuk lokomotif sebenarnya. Langkah terakhir yaitu finishing dengan memberi cat menggunakan cat semprot kaleng serta diletakkan dalam tatakan. Produk miniatur lokomotif siap dipasarkan.
Karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan tahun 2020. (Siedoo)