SURABAYA – Sivitas akademika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menggagas sebuah inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat, terutama nelayan. Melihat adanya permasalahan pemasaran pada hasil tangkapan para nelayan, mahasiswa ITS menggagas sebuah wadah penampung hasil tangkapan laut yang menjamin kenaikan harga jual hasil tangkapan laut para nelayan.
Adalah Ilham Kharisma Prayoga, Dewi Septina Br Pelawi, dan Sekar Nur Saraswati. Kolaborasi tiga mahasiswa dari Departemen Teknik Kelautan, Departemen Sistem Informasi, dan Departemen Matematika yang tergabung dalam Tim Dua Lentera. Mereka berhasil menggagas Rumah Pesisir sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di Desa Tambak Cemandi, Sidoarjo Jawa Timur.
Ketua Tim Dua Lentera, Ilham Kharisma Prayoga menjelaskan bahwa ide awal inovasinya ini berawal dari banyaknya hasil tangkapan nelayan yang hanya bermuara pada pengepul. Sehingga memiliki harga yang cukup rendah. Selain itu, banyak juga hasil tangkapan yang tidak bisa dijual ke pengepul karena keterbatasan pengepul, sedang hasil tangkapan laut melimpah.
“Sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap penghasilan nelayan setempat,” katanya, Sabtu (19/12/2020).
Ilham menyebutkan, atas dasar masalah tersebut ia dan tim membuat sebuah wadah bagi seluruh nelayan dan masyarakat Desa Tambak Cemandi. Wadah ini digunakan untuk memberdayakan secara mandiri melalui rumah produksi.
“Sehingga hasil laut di Desa Tambak Cemandi ini memiliki kualitas terjamin yang sesuai dengan segmen pasar tertentu,” Ilham.
Lebih lanjut, Ilham menuturkan, rumah produksi yang dibuat ini tidak serta merta hadir sendiri, namun juga akan dilengkapi dengan kehadiran Rumah Marketing. Yakni merupakan bagian dari Rumah Pesisir yang akan berfokus pada hal marketing dan tata kelola Rumah Pesisir secara keseluruhan.
Menurut Ilham, Rumah Marketing ini akan memberdayakan anak muda setempat dalam membantu masyarakat dan para nelayan. Sebab melihat kapabilitas dan tingkat antusiasme pemuda setempat terhadap pembangunan desa yang cukup tinggi, nantinya mereka akan mendapatkan pembekalan.
“Sehingga luaran dalam jangka panjang, Rumah Pesisir akan dirancang mandiri dan dikelola sendiri oleh masyarakat dan nelayan di Desa Tambak Cemandi. Dengan bantuan para pemuda setempat,” jelas Ilham
Menariknya, lewat Rumah Marketing inilah keunggulan Rumah Pesisir ini berasal. Sebab di Rumah Marketing ini letak pusat branding hasil tangkapan laut para nelayan. Sehingga masyarakat setempat dapat menikmati hasil tangkapan yang maksimal secara mandiri dengan peran pemuda setempat di dalamnya.
“Jadi ketika pengusung sudah tidak terlibat lagi, mereka bisa berdiri sendiri melalui kolaborasi nelayan dan pemuda setempat,” imbuhnya.
Saat ditanya realisasi ke depan, Ilham menjelaskan Rumah Pesisir yang digagas ini akan dijalankan oleh pengusung. Selama maksimal lima tahun lamanya dengan bantuan pemerintah setempat. Nantinya setelah pendampingan dilakukan, masyarakat akan siap untuk berdiri sendiri sebagai sebuah lembaga atau perusahaan lokal yang berfungsi untuk mengelola hasil tangkapan laut yang lebih terorganisir.
“Harapannya, mereka juga siap untuk menjadi supplier hasil tangkapan laut ke seluruh Indonesia,” tandasnya optimistis.
Berkat jerih payah selama hampir dua bulan lamanya, tim Dua Lentera ITS ini pun berhasil membuahkan hasil manis. Pasalnya, gagasan Rumah Pesisir ini mampu meraih juara kedua pada kompetisi yang bertajuk Upgrading of Social Awareness (USA). Dengan salah satu rangkaiannya adalah National Masterplan Competition 2020, beberapa waktu lalu.
Di akhir, Ilham berharap, gagasan Rumah Pesisir yang dibuatnya ini dapat membantu peningkatan perekonomian masyarakat dan nelayan di Desa Tambak Cemandi, Sidoarjo. Sehingga program pengabdian masyarakat yang dilakukannya dapat berdampak bagi masyarakat setempat.
“Harapannya, Rumah Pesisir ini dapat menjadi lentera baru sebagai langkah untuk menyambung asa masyarakat Desa Tambak Cemandi,” pungkasnya penuh harap. (Siedoo)