SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali membuktikan kualitasnya sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia. ITS sekali lagi mempertahankan posisi empat besar kampus terbaik di Indonesia dalam Webometrics Ranking Web of Universities periode Juli 2020.
Webometrics mengukur kemajuan seluruh perguruan tinggi di dunia berdasarkan website perguruan tinggi tersebut dan dirilis setiap enam bulan sekali. Sekretaris Institut ITS Dr. Suhartono, M.Sc mengungkapkan, peringkat ITS mengalami kenaikan dalam enam bulan.
Kendati tetap di peringkat empat se-Indonesia, peringkat dunia ITS mengalami peningkatan dari peringkat 1.319 menjadi 1.210 dunia.
“Pencapaian peringkat ini didasarkan atas keberhasilan ITS dalam memenuhi penilaian Webometrics. Di mana terdiri dari empat indikator, yaitu presence, visibility, openness, dan excellence,” katanya, Sabtu (1/8/2020).
Dosen yang kerap disapa Hartono ini menyebutkan bahwa terdapat peningkatan peringkat pada indikator-indikator penilaian Webometrics. Dalam aspek excellence, ITS mengalami kenaikan peringkat dari peringkat 2.025 menjadi peringkat 1.840 dunia.
“Excellence merupakan jumlah artikel publikasi ilmiah sivitas akademika yang terindeks pada jurnal internasional bereputasi tinggi dari Scimago atau Scopus,” terangnya.
Aspek lain yang mengalami peningkatan adalah openness. Yakni dinilai berdasarkan jumlah kutipan dari 210 penulis teratas di institusi yang bersumber dari Google Scholar. Pada Webometrics 2020 periode kedua ini, dari peringkat 1.479 naik menjadi 1.230.
“Dari aspek openness dan excellence dapat disimpulkan bahwa kualitas publikasi dosen-dosen ITS di Scopus dan Google Scholar Citation semakin baik, sehingga berimplikasi ke jumlah sitasi dan ranking ITS yang juga semakin baik,” tutur dosen Departemen Statistika ini.
Meskipun demikian, Hartono tidak memungkiri adanya penurunan peringkat dalam dua indikator lainnya. Ia menyebutkan, peringkat presence dan visibility ITS belum mengalami perbaikan dari periode penilaian sebelumnya.
“Peringkat presence turun dari 711 menjadi 773, sedangkan peringkat visibility yang sebelumnya 1.205 menjadi 1.244,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Hartono akan menjadikan penurunan kedua aspek tersebut menjadi fokus utama. Ia menjelaskan, Sekretaris Institut (SEKITS) bersama dengan Unit Komunikasi Publik (UKP) dan Direktorat Pengembangan Teknologi dan Sistem Informasi (DPTSI) ITS akan segera melakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan kedua indikator tersebut.
Dalam keterangannya, Hartono menerangkan bahwa perlu dilakukan identifikasi terkait indikator dalam penilaian Webometrics. Sehingga tindakan yang tepat sesuai prioritas indikator yang harus didahulukan akan disesuaikan dengan jadwal yang ada sampai penilaian berikutnya.
“Beberapa langkah akan segera dilakukan dan diharapkan pada penilaian di awal tahun 2021 nanti terjadi peningkatan ranking yang signifikan. Khususnya pada indikator Presence dan Impact,” tuturnya.
Hartono menyebutkan, aspek impact dan presence dapat dikontrol karena terdapat peran internal institusi. Aspek impact pun menjadi aspek yang paling diharapkan untuk meningkat secara signifikan, karena berkaitan dengan jumlah jaringan eksternal (subnet) yang terhubung ke halaman web institusi.
Sedangkan untuk indikator openness dan excellence, Hartono mengharapkan dosen-dosen terus aktif melakukan kolaborasi dan sinergi dengan akademisi lain baik di dalam dan luar negeri. Ia berharap tindakan itu akan mampu menaikkan peringkat ITS secara kontinyu.
“Segera, sinergi dan kolaborasi antara DPTSI-SEKITS-UKP dilakukan secara periodik dan sistematis. Supaya pada saat penilaian di Januari 2021 dan seterusnya, terjadi peningkatan ranking dari indikator-indikator tersebut,” pungkasnya. (Siedoo)