Siedoo, Sejak darurat Covid-19 diberlakukan dan ada kebijakan belajar di rumah, pembelajaran daring menjadi satu-satunya cara membelajarkan siswa. Banyak keluhan dari siswa dan orang tua selama pelaksanaan pembelajaran daring. Menurut KPAI, keluhan-keluhan tersebut berupa: penugasan yang berat dan menguras energi, jadwal pembelajaran yang kaku dan menghabiskan banyak kuota internet (fin.co.id, 15/4/2020).
Keluhan banyaknya kuota internet yang dipakai sudah diatasi oleh pemerintah dengan kebijakan pemberian bantuan kuota bagi yang kurang mampu. Sedangkan keluhan dalam hal teknis pelaksanaan pembelajaran daring hanya dapat dilakukan oleh masing-masing guru. Kita belum tahu sampai kapan darurat pandemi ini akan berakhir. Jika metode pembelajaran daring masih dilaksanakan dengan cara yang sama, maka keluhan-keluhan tersebut akan terus muncul. Akibatnya siswa belajar dengan penuh tekanan dan hasil belajar tidak maksimal.
Belajar dengan gembira
Kegembiraan merupakan salah satu hal penting dalam pendidikan. Faktor kegembiraan menjadi alat bagi guru untuk meningkatkan pencapaian belajar. Konsep belajar sambil bermain yang melahirkan kegembiraan telah dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara. Beliau menganjurkan agar mengajarkan apa pun kepada anak didik dengan cara bermain agar tercipta suasana gembira. Bermainlah dengan murid-murid! Itulah yang disarankan oleh Bapak Pendidikan Nasional kita.
Kurikulum yang dirancang Ki Hadjar Dewantara disampaikan dengan cara bermain (dolanan) seperti dolanan anak, tarian, menabuh gamelan, dan sebagainya. Dalam model kurikulum yang dikembangkan Ki Hadjar, anak diajari calistung (membaca, menulis, dan berhitung) yang disampaikan dengan aneka permainan. Pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang bermain tersebut merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu kemajuan softskill anak.
Berpijak dari hal tersebut maka persoalan pembelajaran yang menyenangkan itu sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Guru harus mempunyai kemampuan menerapkan metode yang baik dan dapat memilih jenis metode yang cocok untuk materi yang disajikan.
Pembelajaran dengan metode fun learning merupakan salah satu inovasi guru untuk membelajarkan siswa. Fun learning adalah cara belajar mengasyikan dan menyenangkan yang berpusat pada kondisi psikologis siswa dan atmosfir lingkungan dalam melakukan proses belajar mengajar. Metode ini merupakan cara untuk menciptakan rasa cinta dan keinginan untuk belajar (Indrahayu Sri: 2010).
Eeva Hujala, dkk. dalam funacademy.fi, mendefinisikan fun learning sebagai berikut: Fun Learning is a holistic approach to education with the goal of nurturing the passion for learning and continuous development throughout life. Dengan demikian fun learning merupakan cara yang harus dilakukan guru agar para siswa merasa nyaman dan senang dalam belajar. Belajar tidak lagi menjadi sebuah tuntutan dari orang lain, tapi merupakan keinginan sendiri untuk mengembangkan kemampuan siswa.
Belajar yang menyenangkan akan terwujud ketika siswa menyukai apa yang dia lakukan. Juga siswa merasa, lingkungan yang menginspirasi, siswa dihargai atas siapa dirinya, tidak takut gagal, dapat memilih cara belajar, dan siswa ingin terus mengulang kegiatan belajar.
Bentuk fun learning
Konsep belajar yang menyenangkan sudah sewajarnya diterapkan dalam pembelajaran. Jika seorang anak merasa senang dengan proses pembelajaran maka ia tak akan memiliki hambatan-hambatan yang berarti secara emosional sehingga bisa lebih fokus dalam meraih prestasi. Menurut Rifanto, (Rifanto, 2010:165) strategi fun learning dapat dilakukan dengan dua jenis permainan yaitu: balap bintang dan mengingat kartu. Kedua cara tersebut tersebut tetap dapat dilakukan dengan cara live session dengan video conference antara siswa dan guru.
Selain itu, Istadi dalam Maulani (2008:53) menyatakan bahwa banyak hal yang dapat menunjang strategi fun learning di sekolah di antaranya:
- Mengakomodasi 3 cara belajar. Secara garis besar ada tiga jenis cara belajar anak, yaitu cara belajar pendengaran atau audio, penglihatan atau visual, serta gerakan atau kinestetik. Untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, kita dapat mengakomodir ketiga jenis belajar tersebut
- Guruku idolaku. Peran guru di mata anak-anak sangat penting. Guru menjadi idola anak, panutan anak. Guru menjadi sumber motivasi tersendiri bagi anak.
Ada banyak cara untuk menciptakan fun learning atau suasana belajar yang menyenangkan. Tetapi secara umum, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu: Pertama, kegiatan belajar itu harus sesuai dengan perkembangan anak pada usianya. Masing-masing anak memiliki fase perkembangan sesuai dengan perkembangan usianya. Kedua, fun learning hanya bisa diciptakan melalui beragam kreativitas, baik dalam pemilihan waktu, tempat, penataan suasana hingga pemakaian metode pembelajaran. (*)
Erna Yunita Wijayanti, S.Pd, M.Pd
Guru Bahasa Indonesia
SMK Negeri 1 Magelang, Jawa Tengah