SURAKARTA – Kelas Khusus Olahraga (KKO) Kota Surakarta merupakan kelas untuk pelajar yang memiliki potensi di bidang olahraga dan menjadi wadah pembinaan atlet pelajar supaya mampu berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.
Dilansir dari uns.ac.id (5/6/2020), Fakultas Keolahragaan (FKOR) Universitas Sebelas Maret (UNS) pada tahun ini kembali menjadi konsultan KKO kali ke-4 bagi kelas lulusan SD sejak tahun 2017. Untuk pertama kali juga, tahun ini kelas KKO akan dibuka bagi lulusan SMP yang nantinya bertempat di SMA Negeri 4 Surakarta, dan sudah dikoordinasikan.
Dekan FKOR UNS, Dr. Sapta Kunta mengutarakan bahwa FKOR akan berkomitmen dalam menjalankan tugasnya sebagai konsultan KKO di Kota Surakarta. Selain melakukan edukasi, jangan sampai menjadi menara gading, karena salah satu misi FKOR yaitu menciptakan tenaga keolahragaan yang tahu konsep dan bisa berolahraga.
“Intinya, kalau ada pembinaan yang dilakukan sejak dini, maka secara konsep dapat diimplementasikan dalam KKO,” ujarnya.
Terdapat 13 jenis cabang olahraga yang menjadi bidikan kelas khusus ini. Yaitu taekwondo, pencak silat, karate, atletik, renang, tenis lapangan, tenis meja, panahan, bola voli, sepak bola, anggar, dan judo. Prestasi yang sudah ditorehkan siswa KKO yang ditangani oleh FKOR UNS juga tidak main-main.
Dr. Sapta mengatakan kelas bagi lulusan SD sudah masuk tahun keempat, siswa KKO yang ditangani terbukti sangat berkontribusi secara signifikan. Bahkan sebanyak 40% bimbingan di Jawa Tengah merupakan hasil dari KKO yang dibina pihaknya.
KKO ini dibedakan menjadi dua jenjang, yang pertama yaitu bagi lulusan SD yang ditempatkan di SMP Negeri 1 Surakarta, kemudian bagi lulusan SMP akan bertempat di SMA Negeri 4 Surakarta. Animo pendaftar KKO sejak pertama dibuka sangat banyak, sedangkan kuota yang disediakan tidak banyak.
Oleh karena itu dilakukan proses seleksi untuk menghasilkan siswa yang benar-benar berpotensi di bidang olahraga dan akademik. KKO tidak hanya bekerjasama dengan Dinas Olahraga saja, tetapi juga Dinas Pendidikan. Jadi, misal ada calon peserta yang memiliki prestasi olahraga bagus tetapi prestasi akademiknya tidak memenuhi kriteria, maka tidak diloloskan.
“Sebab, dalam olahraga terdapat slogan bahwa secara afektif, keterampilan, dan kognitif harus bagus, jadi kita bantu ke arah sana,” imbuh Dr. Sapta.
Ia juga berharap selaku konsultan KKO, edukasi dari pembinaan prestasi olahraga harus betul-betul sistematis dan berkelanjutan. Melalui KKO ini, diharapkan seluruh pelajar yang berhasil lolos tes dapat berprestasi di bidang olahraga dan juga akademis.
“Sehingga dalam jiwa sportivitas dan demokrasi yang ada pada olahraga betul-betul diterapkan dalam kehidupan,” pungkas Dr. Sapta Kunta. (Siedoo)