Siedoo, Tidak dipungkiri lingkungan di Indonesia merupakan lingkungan yang asri. Indonesia termasuk negara agraris dan negara maritim yang memiliki lahan hijau dan perairan yang luas. Namun, sangat disayangkan kondisi lingkungan di Indonesia saat ini sangat mengkhawatirkan.
Dilansir dari poskota.id (29/11/2018), dijelaskan bahwa lingkungan di Indonesia telah mengalami kerusakan. Sekitar 133 hutan di Indonesia telah hilang serta mengancam kelestarian flora dan fauna, pencemaran air laut, air sungai, dan pencemaran tanah. Semua disebabkan oleh sampah serta perubahan iklim yang tidak menentu, juga disebabkan oleh polusi udara dan lain sebagainya.
Selain itu, permasalahan lingkungan yang sangat penting di Indonesia adalah sampah. Indonesia merupakan negara nomer 2 dengan sampah plastik terbanyak, tidak heran jika ikan yang ada di Indonesia memakan plastik. Meskipun begitu sampah yang dihasilkan Indonesia banyak yang terdiri dari sampah organik yakni 60% dari total sampah yang ada di Indonesia.
Kondisi lingkungan di Indonesia memiliki beragam permasalahan. Ketika satu permasalahan belum kelar muncul satu permasalahan lagi, begitu seterusnya. Seolah menjadi rutinitas dan berkelanjutan.
Wabah Covid-19 Pengaruhi Lingkungan
Seperti yang kita ketahui dunia sedang dilanda bencana wabah Covid-19 atau disebut juga sebagai corona virus yang berasal dari Wuhan, China. Hal tersebut telah berdampak terhadap segala aspek yang ada di dunia. Persebarannya yang begitu cepat menyebabkan negara-negara di dunia mengalami masalah yang sama.
Beberapa negara lebih memilih lockdown untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19 demi keberlanjutan kehidupan. Sementara, Pemerintah Indonesia lebih memilih menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk meminimalisir penyebaran Covid-19. Pemerintah juga menyemprotkan disinfektan dijalanan perkotaan hingga pedesaan, peningkatan jumlah APD, dan alat kesehatan.
Berbagai bentuk penanganan pasti ada dampak yang ditimbulkan, di antaranya terdapat dampak negatif maupun positif yang ditimbulkan bagi lingkungan. Dampak negatif yang muncul antara lain, bertambahnya jumlah sampah rumah tangga dan sampah medis, pencemaran lingkungan dari penyemprotan disinfektan.
Indonesia pada tahun 2019 menghasilkan sampah 67 ton, meningkat sekitar 3 ton dari tahun sebelumnya. Di tahun 2020 sampah di Indonesia mengalami peningkatan di jenis sampah medis dan rumah tangga.
Dilansir dari kompas.com (27/4/2020), menurut KLHK (Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) memprediksi akan terjadi peningkatan 30% sampah medis atau limbah infeksius yang disebabkan oleh penyebaran Covid-19. Peningkatan sampah medis yang disebabkan oleh Covid-19 juga berpotensi menularkan penyakit.
Hal tersebut dapat berbahaya karena sampah medis yang dihasilkan akan lebih banyak pula. Seperti plastik medis, sarung tangan, masker yang sekali pakai, jarum suntik, sampah radioaktif, utamanya sampah infeksius yang dapat menularkan penyakit berbahaya.
Dilakukan Pemerintah
Mengenai sampah ini dapat ditangani dengan pengelolaan yang baik dan benar sesuai prosedur yang ditetapkan oleh KLKH. Di mana KLKH telah mengeluarkan surat edaran tentang Pengelolaan Limbah Infeksius dan sampah rumah tangga dari penanganan Covid-19. Meskipun begitu hal tersebut masih menjadi kendala terhadap lingkungan dan kesehatan.
Meskipun terdapat dampak negatif, ada pula dampak positif yang ditimbulkan oleh penanganan pemerintah terhadap virus Corona di Indonesia. Polusi udara mulai berkurang karena PSBB yang memaksa kegiatan sebagian industri masyarakat, kendaraan bermotor dan kendaraan umum menjadi tidak beroperasi dan mengurangi jumlah karbon monoksida yang dihasilkan. Berkurangnya jumlah emisi karbon monoksida dan nitrogen dioksida menyebabkan lapisan ozon pulih kembali dan menghasilkan udara yang sehat.
Wabah Covid-19 mengakibatkan perubahan iklim yang terjadi di Indonesia kurang diperhatikan, padahal perbaikan kualitas udara tersebut hanya bertahan sementara. PBB mengingatkan pada seluruh negara di tengah pandemi Covid-19 untuk tetap memperhatikan perubahan iklim yang terjadi.
Selalu Menjaga Lingkungan
Sebelum penyebaran Covid-19 perubahan iklim sudah menjadi masalah di berbagai belahan bumi. Sementara di Indonesia, perubaahan iklim berdampak pada ekosistem, penyebab bencana alam, dan mengurangi produksi pertanian dan produksi pangan. Meskipun sedikit terbantu dengan adanya peningkatan udara di tengah pandemi Covid-19, kita juga harus memikirkan bagaimana kita mengelola lingkungan kita setelah pandemi ini berakhir.
Mungkin Covid-19 merupakan stimulus atau uji coba untuk manusia di seluruh dunia. Bagaimana pentingnya tetap menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan. Karena meskipun adanya Covid-19 bumi sedikit membaik, alangkah baiknya jika manusia pun memikirkan apa yang harus ia perbuat untuk kehidupan selanjutnya. (*)
Yusrin Nur Hidayatid Dianah Mahasiswi Jurusan Sosiologi-Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang