Siedoo, Sejak ditemukan plastik tahun 1862 oleh Alexander Parkes, yang pertama kali memperkenalkan pada sebuah ekshibisi internasional di London, Inggris, benda ini telah mengubah dunia.
Sekitar 50 tahun yang silam plastik banyak digunakan manusia. Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang. (bulelengkab.go.id, 28/2/2018)
Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Diketahui plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara.
Budaya Bijak Plastik
Melihat kenyataan seperti itu, maka perlu dibudayakan bijak plastik mulai sekarang. Dengan mengurangi penggunaan plastik akan membantu menyelamatkan bumi dari dampak mengerikan akibat sampah plastik.
Penanaman budaya bijak plastik kepada peserta didik dimulai dari keluarga, kemudian di lingkungan sekolah dan selanjutnya di masyarakat. Anak-anak lebih mudah meniru orang dewasa, sehingga memanfaatkan sikap meniru anak inilah kita berikan keteladanan.
Pengurangan pemakaian plastik sebagai bungkus belanjaan, atau pemanfaatan plastik bekas di rumah tangga bisa diajarkan kepada anak. Maka orang tua harus melakukan lebih dahulu agar dicontoh anak-anaknya. Sehingga hal itu menjadi kebiasaan baik bagi anak dalam turut mengurangi sampah plastik.
Pembiasaan di Sekolah
Di sekolah terutama anak-anak PAUD, TK, dan SD perlu dibiasakan mengurangi penggunaan plastik di lingkungan sekolah. Hal itu agar sesuai dengan pembiasaan di rumah di mana mereka meniru orang tua membudayakan bijak plastik dalam keluarga.
Anak-anak dibiasakan untuk tidak membeli makanan atau jajanan yang berbungkus plastik. Anak-anak bisa dibiasakan membawa tempat jajan sendiri, seperti gelas berbahan kertas sekali pakai untuk tempat jajanan yang dibeli. Atau membawa gelas kaca untuk dipakai berkali-kali dan selalu dicuci dan disimpan usai digunakan. Begitu juga tempat bekal makan siang pun anak membawa dari rumah, selalu dicuci dan dibersihkan usai dipakai dan dimasukkan ke dalam tas kembali.
Sementara kantin sekolah juga membiasakan menyediakan jajanan atau makanan yang tidak berbungkus plastik. Sarankan anak-anak membawa tempat sendiri ketika jajan di kantin, atau disediakan kantin.
Bila bijak plastik telah ditanamkan pada anak sejak dini di rumah dan di sekolah, niscaya mereka akan membudayakannya di masyarakat. Bahkan sampai kelak dewasa pun mereka akan membiasakan di rumah dan di lingkungan masyarakat. Maka mereka telah turut serta menyelamatkan dan melestarikan bumi dari sampah plastik. (*)
Hamid Handoko, S.Pd.SD
Guru SD Negeri Gondangrejo
Windusari Magelang Jawa Tengah