SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur mendirikan Pusat Penelitian (Puslit) Agri-Pangan dan Bioteknologi. Hal ini untuk menyikapi sasaran pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 tentang peningkatan ketersediaan, akses, dan kualitas konsumsi pangan.
Setelah diresmikan per Januari 2020, pusat penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan melebarkan peran aktif ITS di bidang penelitian terkait dengan ketahanan pangan dan obat.
Kepala Pusat Penelitian Agri-Pangan dan Bioteknologi ITS, Dr rer nat Ir Maya Shovitri MSi mengungkapkan, mengawali tahun 2020 ini, ketahanan dan industri pangan dan obat menjadi salah satu isu yang menantang.
“Karena menyangkut dengan kebutuhan primer masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Dikatakan Maya, pusat penelitian ini merupakan wujud realisasi akan harapan bahwa kebutuhan pangan tersebut dapat dipenuhi secara internal tanpa bergantung pada komoditas impor.
Dengan adanya pengembangan teknologi dan peningkatan kualitas standarisasi melalui hasil-hasil penelitian yang akan datang, upaya produsen ide baru ITS ini dapat meningkatkan jumlah komoditas ekspor pangan sebagai sumber devisa negara.
Dalam pusat penelitian ini, jelas Maya, ITS yang merupakan institusi pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan berbasis sains, teknologi dan seni, dapat turut berkiprah dengan beberapa topik penelitian.
“Di antaranya adalah teknologi smart farming, aplikasi bioteknologi, teknologi pengolahan pangan dan obat baru, rekayasa lingkungan, dan teknologi alat pertanian,” beber dosen Departemen Biologi ini.
Sebagai salah satu langkah awal, pusat penelitian baru ini akan mengadakan Focussed Group Discussion (FGD) dengan Departemen Bioteknologi Universitas Chulalongkorn, Thailand dan beberapa rekan dari dinas dan industri terkait pangan dan bioteknologi.
“Ke depannya, pusat penelitian ini juga akan terus menggandeng Laboratorium Bioteknologi Departemen Biologi ITS untuk memformulasikan dan merealisasikan topik penelitian yang potensial untuk dilakukan secara bersama,” ungkapnya.
Mengenai siapa saja yang dapat bergabung dalam kegiatan pusat penelitian baru ini, Maya menerangkan, fokusan pengembangan pangan di pusat penelitian yang dipimpinya tersebut tidak hanya pada bidang teknologi dan penelitian berbasis sains, melainkan terbuka pula untuk lingkup studi lainnya seperti bidang seni dan sosial.
“Pada seni misalnya, rekan yang tergabung dapat berkontribusi dalam desain pengemasan produk makanan itu sendiri,” imbuhnya.
Untuk masa depan dari Pusat Penelitian Agri-Pangan dan Bioteknologi ITS, Maya percaya bahwa kerjasama dan komitmen para peneliti dari semua lini keilmuan yang ada di ITS akan sangat berkontribusi dalam realisasi tujuan pendirian pusat penelitian tersebut.
Dalam hal ini, Maya juga mengungkapkan, publikasi bereputasi nasional dan internasional merupakan salah satu parameternya.
“Luaran tersebut akan sangat berdampak progresif dan agresif terhadap pengakuan nasional dan internasional terhadap ITS sebagai institusi pendidikan dan penelitian ternama yang berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tandasnya. (Siedoo)