MAGELANG – Raudhatul Athfal (RA) Masyitoh 9 Kota Magelang, Jawa Tengah mengajarkan anak didiknya untuk bersosialisasi dan saling membantu dalam kebaikan. Salah satunya dengan membawa anak didiknya ke Pondok Pesantren (Ponpes) Selamat, Kramat Utara, Magelang Utara kota setempat, belum lama ini.
“Niat kami yang pertama adalah silaturahim. Semoga akan berkah dan tidak pernah putus. InsyaAllah akan kita agendakan satu tahun satu kali atau dua kali. Kita akan rutin ke pondok-pondok pesantren,” kata Kepala RA Masyitoh 9, Siti Arifah, S.Pd.
Dijelaskannya, selain bertujuan sebagai salah satu pembelajaran yang menyenangkan bagi anak-anak, kegiatan tersebut juga untuk menumbuhkan kecintaan untuk ke pondok pesantren.
“Kami ingin menciptakan generasi yang berakhlak dan Islami, beriman dan bertakawa kepada Allah SWT sampai ke akar hatinya,” tandasnya.
Anak-anak cukup senang ketika diajak mengelilingi area pondok pesantren yang terdapat kolam ikan dan tanaman sayuran. Suasana cukup asri dan nyaman sebagai tempat menimba ilmu. Pihak pondok memang mempunyai konsep yang mengajarkan kemandirian kepada para santri.
Tidak hanya fokus dalam bidang agama, namun para santri diajarkan life skill seperti menjahit, bercocok tanam, berwirausaha dan mengolah makanan sendiri.
Pihak sekolah juga meminta bantuan doa kepada para santri dan tokoh agama di Pondok Pesantren Selamat, semoga menjadi sekolah yang lebih maju dalam menciptakan generasi yang unggul. Pada kesempatan tersebut, sekolah juga memberikan bantuan kepada pihak pondok pesantren.
“Ini bantuan dari anak-anak amal Jumat bersedekah, dibelikan 5 kg beras kan sisa. Dari sisa itu kita kumpulkan setiap 10 Muharam kita silaturahim ke yatim piatu lalu ada sisa lagi kita ke pondok pesantren,” imbuhnya.
Sekolah juga mengajarkan kepada anak didiknya dalam membantu sesama melalui bakti sosial. Setiap Jumat, sekolah membelanjakan dana infaq 5 kg beras dan diberikan kepada fakir miskin atau orang yang membutuhkan di sekitar lingkungan sekolah.
Psikologi anak juga tidak luput dari perhatian guru, contoh kecilnya guru menggambar tangan, hati dan kepala. Melalui gambar tersebut anak akan memlih sebelum masuk kelas.
Kalau anak pilih kepala, maka guru akan cium kepala anak tersebut. Kalau memilih hati maka guru akan memeluknya. Sedangkan jika memilih tangan maka cukup bersalaman saja.
“Kadang dari rumah ada anak yang galau dan mungkin perlu dekapan, hal itu untuk penguatan,” imbuhnya. (Siedoo)