MAGELANG – Kelompok Bermain (KB) Taman Kanak-kanak (TK) Islam Terpadu (IT) Zaid bin Tsabit 2 Saragan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah menumbuhkan daya nalar keilmuwan anak didiknya melalui kegiatan Sains Education, belakangan ini. Pihak sekolah mengundang pemateri sains dari luar. Ada 90 anak mengikutinya.
“Ini puncak tema gejala alam dan diadakannya acara sains is fun agar anak-anak punya keinginan untuk menjadi ilmuwan cilik, ” kata Kepala KB TK IT Zaid bin Tsabit 2, Nia Kurniangsih, S.Pd.
Usai kegiatan, anak – anak akan disuruh untuk menceritakan kembali tentang hal yang sudah disampaikan pemateri.
“Harapannya muncul daya imajinatif, mengasah motorik, daya kritis dan daya nalar anak terhadap fenomena di alam. Selanjutnya ada rasa syukur kepada Allah SWT tentang hal di alam, kira mengarahkannya ke situ,” ujar Nia.
Sebelum puncak tema, ada open tema dengan menyajikan tayangan untuk anak-anak. Tayangan yang diberikan kepada anak berupa gejala alam seperti banjir dan gunung meletus.
“Sebelumnya sudah ada di dalam sentra juga, kita praktik simulasi dan demonstrasi bagaimana gunung meletus. Selanjutnya kita ada tema cita-cita dan kita akan kunjungan ke Polresta. Kebetulan ada wali murid kita yang ada di sana dan mengundang kita,” imbuhnya.
Pemateri sains Anifah Setyawati, M.Eng menjelaskan tentang proses terjadinya hujan dan siklus air.
“Sebetulnya sains itu usia berapapun bisa masuk, hanya disesuaikan dengan usianya masing-masing. Kalau di KB TK seperti ini, bahasanya kita sesuaikan dengan bahasa mereka. Bahwa ada fenomena hujan dan angin. Mereka sudah melihat. Tinggal diberitahu bagaimana terjadinya hujan dan kenapa bisa turun hujan,” kata Anifah.
Sedangkan untuk siklus air, anak-anak sebenarnya bertanya-tanya air itu dari mana dan kemana. Tetapi mereka mengungkapkan pertanyaan itu atau tidak, tergantung dari pribadi anaknya.
“Melalui membuat diorama atau peraga, mereka akan menjadi tahu. Kalau esensi dari eksperimen itu kan menumbuhkan rasa ingin tahu, hanya usianya masih TK belum bisa berpikir konsep, hanya fokus apa yang ada di depannya saja,” tuturnya.
Dijelaskannya, ketika sudah menginjak bangku SD, mereka akan mulai mengeksplorasi dan mengembangkan lagi. Hasil dari eksperimen TK itu tidak harus berhasil. Hasilnya apapun diterima.
“Titik penekannya bukan berhasil atau tidaknya, tetapi bagaimana menikmati prosesnya. Sains di TK lebih ke pengembangan motoriknya, merangsang kreatifitas dan imajinasinya. Nanti itu akan berkembang lagi saat mereka di jenjang pendidikan selanjutnya,” tandasnya. (Siedoo)