Siedoo.com - Proses belajar di sekolah siswa TKR SMK Muhammadiyah 1 Muntilan | foto: Fauzi Bayu Sejati | Siedoo
ADV Daerah

Gandeng Pihak Industri, SMK Mutu Muntilan Tingkatkan Skill Siswa

MAGELANG – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 1 (Mutu) Muntilan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mendidik dan meningkatkan mutu keterampilan siswanya melalui kerja sama dengan perusahaan ternama. Salah satunya bekerja sama dengan perusahaan Armada, khusus untuk siswa jurusan TKR (Teknik Kendaraan Ringan).

“Semua bengkel yang dibawah Armada, kita tempati untuk prakerin (praktik kerja industri). Akhir Desember 2019 lalu, kita sudah penerjunan siswa,” kata kepala sekolah, Sutrisna, S.T.

Berbagai tempat untuk praktik siswa diantaranya bengkel mobil seperti Wuling, Daihatsu, Isuzu, Mitsubishi dan tersebar di beberapa kota, seperti Magelang, Yogyakarta, Bantul, Wonosobo, Purworejo, Semarang, Demak, Kudus, Purwokerto hingga sampai Cilacap.

Diterangkannya, rombongan siswa yang mengikuti praktik tidak pernah putus. Ketika ada rombongan siswa yang selesai, maka akan disusul dengan rombongan siswa berikutnya.

“Misal ada rombongan tiga siswa yang sudah selesai, tidak kita cabut semua. Dicabut dua dan dikasih dua siswa baru lagi, jadi tetap tiga siswa. Satu siswa yang sebelumnya sudah praktik, dapat membantu untuk membina dua siswa yang baru, jadi tidak menjadi beban dari pihak industri,” terangnya.

Pelaksanaan prakerin selama 6 bulan, tapi setiap tiga bulan diganti ke tempat lain. Tujuannya agar siswa tidak monoton dalam satu tempat, untuk menambah wawasan dan pengalaman siswa.

“Jadi agar siswa itu mentalnya dapat, skill-nya juga bertambah. Misal dari Toyota kemudian pindah ke Daihatu atau Hino, tapi masih dalam group Armada. Disini prakerinnya sudah tidak di bengkel yang kecil tapi resmi,” imbuhnya.

Siswa yang ditempatkan di luar Kota Magelang, selama prakerin berlangsung tinggal di mess, meskipun ada juga siswa yang memilih untuk kost. Siswa kelas 10 dan 11 yang mengikuti kegiatan tersebut, sedangkan untuk kelas 12 sudah difokuskan untuk pemadatan materi untuk ujian nasional.

Baca Juga :  Tingkatkan Mutu Siswa, Guru SMPN 7 Kota Magelang Jalani PTK

Dirinya mengaku, siswa yang sudah ditempa selama prakerin terlihat mempunyai perbedaan dalam sikap dan skill yang lain. Siswa menjadi lebih tahu peraturan di industri. Sekolah juga menerapkan budaya industri, mulai dari performance siswa dan penampilan itu ada prosedurnya. Pembiasaan sudah dilakukan di sekolah, meskipun dalam bentuk simulasi.

Tidak sedikit siswa lulusan SMK Muhammadiyah 1 Muntilan, kemudian direkrut perusahaan Armada untuk bekerja. “Armada mengumumkan, lalu siswa ke sana dan dilakukan tes. Siswa yang pernah kerja praktik diberi sertifikat dari Armada,” jelasnya.

“Bahkan ada pengamatan dari tiap bengkel tentang siswa yang dinilai bagus dalam bekerja selama prakerin, sehingga ada dari pihak bengkel yang meminta ke pihak sekolah mengirimkan siswa lulusannya untuk bekerja,” tambahnya.

Pada 2020 ini, sekolah sudah menggandeng pihak industri yang kaitannya dalam pelaksanaan ujian sekolah. Sebelumnya, hanya pihak sekolah menggunakan ujian kompetensi keahlian dan pengujinya dari guru.

“Kita untuk mengangkat skill siswa yang kompetensinya mencapai standar industri atau tidak, pengujinya kita ambilkan dari industri seperti Toyota, Daihatsu atau Isuzu,” urainya.

Kaprodi TKR Tri Nugroho, S.Pd mengatakan, pembelajaran di sekolah dilakukan akselerasi. Materi-materi dasar sudah disampaikan untuk kelas 10. Lalu di akhir kelas 10 sudah ada beberapa siswa yang sudah siap untuk diterjunkan prakerin.

“Intinya kenapa kelas 10 sudah kita terjunkan, karena ibaratnya mereka itu baru mencari gambaran. Ketika di kelas 10 sudah terjun di dunia industri, paling tidak mereka mempunyai tentang pekerjaan yang sesuai bidangnya,” kata Tri.

Lokasi prakerin banyak yang jauh, diharapkan siswa nantinya akan siap mental yang kuat. Ketika lulus, misalkan rezekinya tidak di Magelang, siswa sudah siap untuk merantau.

Baca Juga :  Tidak Mengenal Usia, Guru Terus Belajar demi Siswa

“Sebelum pemberangkatan prakerin, kita juga memberikan informasi kepada wali murid. Bahwa lokasi prakerin tidak dekat tapi ada yang jauh, jadi dari orang tua bisa memberikan gambaran dan semangat kepada siswa. Prakerin di tempat yang jauh, menjadi salah satu pembelajaran siswa untuk kedepannya nanti,” tandasnya. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?