SURABAYA – Tim dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur menggagas parkir digital guna mengurangi masalah isu kebocoran pendapatan retribusi parkir di salah satu daerah di Jawa Timur. Hal ini menjadi permasalahan penting yang perlu segera diatasi.
Dosen tersebut adalah Dr Eng Erwin Widodo ST MEng dan Ratna Sari Dewi ST MT PhD. Keduanya merupakan dosen Departemen Teknik Industri ITS.
Erwin mengatakan, parkir digital ini dapat mencegah terjadinya konflik antar juru parkir (jukir) yang sering berebut lahan. Tidak hanya itu, kenyamanan dan keamanan dari pengguna kendaraan pun menjadi tujuan diciptakannya parkir digital ini.
“Yang paling utama adalah membantu mengatasi masalah kebocoran pendapatan retribusi parkir,” tegasnya.
Erwin menjelaskan, parkir digital memiliki beberapa fokusan. Pertama, mengenai sistem pembayaran. Penggunaan uang elektronik dipilih dalam sistem pembayaran parkir digital ini. Erwin mengungkapkan, dengan uang elektronik diharapkan kebocoran pendapatan parkir dapat diminimalisir.
“Jukir juga tidak perlu repot mencari uang kembalian,” imbuhnya.
Erwin menyadari, tidak mudah bagi masyarakat untuk beralih dari pembayaran tunai menjadi uang elektronik. Oleh karena itu, Erwin menyiasati dengan menjalankan kedua sistem tersebut bersamaan. Tidak hanya itu, adanya diskon yang ditawarkan dalam pembayaran menggunakan uang elektronik juga diharap dapat menarik minat masyarakat.
“Jumlah diskon dan kuota pembayaran tunai maupun nontunai ini masih kami teliti lebih lanjut,” ujarnya.
Dosen lulusan ITS ini melanjutkan, penerapan parkir digital rencananya juga akan menggandeng bank milik Kabupaten Sidoarjo. Hal tersebut dinilai dapat mengurangi masalah kebocoran pendapatan retribusi parker itu sendiri.
“Masih rencana awal, semoga saja dapat tercapai,” harapnya.
Lelaki berkacamata tersebut menjelaskan, fokusan berikutnya mengenai zona. Zona atau ruang slot parkir ini masih dalam tahap penelitian. Untuk meneliti fokusan zona, Erwin berencana menggandeng beberapa dosen dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITS. Erwin juga ingin menambahkan sistem booking dalam parkir digital.
“Masih rencana saja, tapi jika berhasil mungkin sistemnya mirip dengan booking yang ada di bioskop,” jelas Erwin.
Fokusan yang terakhir yaitu mengenai aplikasi. Menurut survei yang telah dilakukan, 99 persen pengguna parkir di Kabupaten Sidoarjo memiliki telepon pintar. Persentase yang diperolehnya yaitu 94 persen pengguna Android, empat persen pengguna iOS, dan sisanya telepon pintar lainnya.
Hal inilah yang membuat Erwin semakin mantap untuk membuat aplikasi. Dalam hal aplikasi, Erwin berencana untuk menggandeng juga beberapa dosen dari Departemen Informatika ITS.
“Saya harap aplikasinya mudah dipahami masyarakat nantinya,” ujarnya kembali berharap.
Saat ini, Erwin sudah menetapkan tiga kawasan di Kabupaten Sidoarjo yang akan menjadi pengguna awal parkir digital ini. Kawasan tersebut adalah Pasar Larangan, GOR Delta, dan Jalan Gajah Mada. Kawasan tersebut dipilih lantaran banyaknya jumlah kendaraan yang ada di daerah tersebut.
Erwin mengungkapkan bahwa parkir digital mulai digarap di awal tahun 2019 lalu. Erwin berharap di tahun 2020 ini parkir digital sudah mulai bisa diterapkan.
“Walaupun ada beberapa yang harus diteliti dan dibenahi, tapi saya harap tahun ini sudah mulai berjalan,” ungkaprnya.
Erwin mengatakan, tidak dapat dipungkiri apabila di ITS juga diterapkan sistem parkir digital ini. Dengan penawaran-penawaran seperti diskon dan booking tentunya dapat membuat mahasiswa lebih tertarik.
“Namun untuk saat ini, kami masih fokus pada penerapan di Kabupaten Sidoarjo,” tandasnya. (Siedoo)