MAGELANG – Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah 1 Kota Magelang, Jawa Tengah yang bertranformasi menjadi SMA Muhammadiyah 1 Alternatif (Mutual) menggelar milad atau hari kelahiran ke-44 pada 8 Januari 2020. Pelaksanaan milad tahun ini terlihat berbeda dengan tahun sebelumnya.
“Kalau dulu konsepnya hanya sekadar jalan santai, tapi untuk kali ini kita sambil berbagi souvenir kepada siapa saja yang ditemui saat jalan santai,” kata Kepala SMA Mutual, Icuk Salabiyati, S.S.
Kegiatan jalan santai diikuti warga sekolah. Sebelum jalan santai dimulai dilakukan pemotongan tumpeng, kemudian setelah jalan santai bersama, dilakukan pembagian doorprize.
Selain dalam rangka milad, kegiatan dibarengi dengan acara perpisahan terhadap dua guru dan satu karyawan yang purna. Pihak sekolah memberikan apresiasi dan kenang – kenangan.
“Souvenir yang diberikan berupa cangkir model zaman dulu. Alhamdulillah mendapat respon yang baik dari masyarakat,” ujarnya.
Ditambahkannya, pada 2020 ini pihak sekolah mentargetkan untuk menghantarkan siswa kepada hal yang menjadi passion siswa. Berjalannya waktu untuk proses yang ada di KBM, program dan kegiatan lainnya, orientasinya adalah untuk mengeksplor bakat siswa.
“Meskipun tidak secara formal kita agendakan seperti dalam ekstrakurikuler, tetapi terkadang ada sesuatu yang muncul secara tidak terduga dari siswa. Misalnya seperti lomba fotografi, di sini tidak ada ektrakurikuler fotografi, tetapi ketika ada informasi itu kita share kepada siswa, siapa yang interest,” tuturnya.
Kalau ada siswa yang tertarik, maka pihak sekolah akan membantu agar siswa bisa mengekspresikan apa yang menjadi passion-nya.
“Ketika ada kegiatan di luar kita sampaikan kepada siswa, disamping memang sudah ada agenda yang sudah menjadi agenda di sekolah. Karena ada unprecditable passion dari siswa yang kita tidak tahu kalau siswa tidak mengeksplornya,” imbuhnya.
Program – program yang sudah diagendakan sebelumnya sudah menghasilkan deretan prestasi. Sehingga program – program yang sudah ada masih dipertahankan.
“Ada mindset kita yang untuk tahun depan, kan kita belum tahu akan seperti apa ujian nasional. Namun kita akan persiapkan itu, dari kata kunci yang disampaikan Bapak Nadiem (Menteri Pendidikan) tentang literasi, numerasi dan kompetensi. Kita mencoba menginterpretasikan dari sisi kita terlebih dulu, kemudian kebijakan apapun yang akan disampaikan terkait ujian kita bisa mempersiapkan,” paparnya.
Pihak sekolah orientasinya kepada sesuatu yang praktis, dalam artian ketika siswa lulus bisa mempraktikkan apa yang seharusnya dipraktikkan.
“Ketika dalam masalah keagamaan ya sholatnya tertib, bisa doa – doa yang setiap saat menjadi pegangan untuk diterapkan kepada dirinya atau masyarakat,” jelasnya. (Siedoo)