MAGELANG – Taman Kanak – kanak (TK) Islam Terpadu (IT) Zaid Bin Tsabit 1 Ambartawang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah melaksanakan kegiatan field trip dalam hal pengenalan tanaman singkong dan olahannya, Senin (9/12/2019).
“Tujuannya mengenalkan secara langsung bagaimana suasana di kebun dari menanam hingga memanen singkong dan hasil olahan dari ketela dibuat menjadi slondok,” kata Kepala Kelompok Bermain Islam Terpadu Zaid Bin Tsabit 1 Ambartawang, Nunuk Setiyowati, A.Md.
Sebanyak 270 anak mengikuti kegiatan tersebut, gabungan dari kelas playgroup dan kelas TK.
“Kita pilih hal yang dekat dengan anak dan bisa dilihat setiap hari, pohon ketela di sekitar lingkungan kita ada. Kemudian salah satu produk seperti ikonnya Magelang dari ketela dibuat seperti ceriping, gethuk, slondok. Jadi kita memang ingin mengenalkan jenis tanaman yang dekat dengan anak dan ikon kulinernya Magelang,” urainya.
Awal kegiatan dimulai dari kebun ketela, anak – anak langsung praktik menanam ketela dan memanen. Kemudian mengunjungi home industry pembuatan slondok di Dusun Klodran Deyangan Mertoyudan Magelang.
“Harapannya setelah kegiatan tersebut, anak – anak bisa mengenal secara langsung tidak hanya sebatas teori di dalam kelas. Menjadi long time memory dalam ingatan mereka, sampai mereka besar menjadi bekal pengetahuan dan memotivasi mereka siapa tahu menjadi pengusaha atau petani yang sukses,” ujarnya.
Kepala Taman Kanak – kanak Zaid Bin Tsabit 1 Ambartawang Atik Setiyowati, S.Pd menyampaikan, kegiatan saat di ladang ketela, anak – anak diberi bibit ketela dan praktik menanam. Kemudian memanen ketela bersama guru dan petani.
“Alhamdulillah kegiatan berjalan lancar, anak – anak itu senang karena melihat langsung, praktik bagaimana menanam dan memanennya. Kita memang kegiatan field trip berbeda sesuai tema,” Kata Atik.
Kegiatan tersebut termasuk dalam sentra alam dan sentra industri. Anak – anak mengenal langsung teknologi rumahan untuk produksi slondok yang merupakan makanan tradisional, karena zaman sekarang anak – anak cenderung mengkonsumsi makan instan.
“Semoga dengan seperti ini anak – anak bisa berwawasan luas, bahwa memang sekolah itu tidak sekedar belajar di sekolah saja. Namun, bisa mendapatkan praktek langsung di luar sekolah agar lebih jelas dan memahami,” tuturnya. (Siedoo)