Siedoo, Menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Sumatera Barat (Sumbar), Hendri, tak ada alasan untuk berjuang memajukan literasi daerah. Baginya aktivitas literasi adalah niscaya dan harus jadi kebiasaan. Terutama bagi guru dalam merespon perkembangan zaman.
Guru yang melek literasi akan melahirkan siswa yang mahir berliterasi. “Ini harus dipupuk, dilatih, dan terus diasah sejak dari madrasah,” ujarnya.
Hendri mengaku menjadikan gerakan literasi sebagai salah satu fokusnya. Ada lima upaya yang secara berkelanjutan terus dilakukan Kanwil Kemenag Sumbar.
Pertama, membentuk Komunitas Penulis Pegiat Literasi (KPPL) Provinsi Sumbar. Kedua, membentuk KPPL di seluruh kabupaten/kota di Sumbar. Ketiga, mendorong para Kepala Madrasah untuk terus memotivasi guru-guru madrasah menjadi penulis. Keempat, menggerakkan para guru menjadi aktivis literasi.
“Kelima, menggelar pelatihan menulis bagi kepala madrasah, para guru madrasah, guru-guru PAI, dan masyarakat luas, yang bekerja sama dengan KPPL dan Media Guru Indonesia,” akunya.
Hendri menilai, gerakan literasi mulai berjalan di lingkungan madrasah. Lebih 500 buku yang terbit melalui program satu guru satu buku menjadi salah satu buktinya. Aktivitas ini juga telah berdampak pada meningkatnya prestasi pelajar madrasah dari Sumbar di tingkat nasional.
Atas upaya-upaya tersebut, Hendri, meraih anugerah Tokoh Penggerak Literasi Nasional. Apresiasi diberikan oleh Founder & CEO Media Guru Mohammad Ihsan.
Anugerah ini diberikan bersamaan Temu Ramah Nasional Penulis (TNGP), sekaligus peringatan Hari Guru Nasional, di Balai Kota DKI Jakarta, 30 November sampai 1 Desember 2019. Hadir, 511 guru dari berbagai Provinsi di Indonesia.
Kakanwil Kemenag Sumbar merupakan satu dari lima tokoh yang didaulat sebagai penggerak literasi di Indonesia. Empat tokoh lainnya, Bupati Tanah Datar, Wali Kota Binjai, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bintan, dan Guru Bahasa Indonesia MAN 7 DKI Jakarta.
“Alhamdulillah, melalui program satu guru satu buku, telah terbit lebih dari 500 buku karya guru madrasah. Kami juga mendapat apresiasi sebagai Tokoh Penggerak Literasi Nasional,” tuturnya. (*)