MAGELANG – Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 13 Kota Magelang, Jawa Tengah mengupayakan keseimbangan kemampuan akademik dan non-akademik siswa. Salah satunya dengan ekstrakurikuler sekolah (ekskul) animasi. Eskul ini diklaim menjadi yang pertama di SMP wilayah kota setempat.
“Mode pembelajarannya, pertama siswa kita ajari dulu caranya menggambar di atas kertas. Kalau anak – anak sudah bisa menggambar di atas kertas, pembuatan dalam animasi nantinya akan terbantu, ” kata Guru Ektrakurikuler Animasi, Heru Wibowo, S.Pd.
Dijelaskannya, jika dasarnya dalam menggambar di atas kertas masih kurang, tentu pengaplikasian di komputer untuk dijadikan animasi nantinya kurang bagus.
Sekitar dua bulan, anak – anak sudah bisa memproduksi film pendek animasi dua dimensi berdurasi sekitar dua menit. Kaitannya melanjutkan tahap tiga dimensi akan dipersiapkan lagi. Ektrakurikuler dilaksanakan dua kali dalam satu minggu, hari Selasa dan Rabu, usai jam sekolah.
“Kita ingin membentuk karakter anak, misal ada anak yang kurang maksimal dalam hal akademik, kita masih mempunyai senjata lain untuk mengimbanginya dalam non-akademik atau soft skill. Setidaknya masih ada keunggulan dan mengimbangi di bidang lain,” tuturnya.
Menggambar bukan hal yang sulit. Mencetuskan ide kreatif untuk mendapatkan sebuah cerita menjadi tantangan. “Kalau memberikan bekal keterampilan seperti ini, mereka nanti kedepannya bisa mengembangkannya dan siapa tahu bisa menghasilkan,” harapnya.
Ditambahkannya, siswa secara teratur rutin delapan kali pertemuan sudah bisa dalam membuat animasi dua dimensi. Harapan dari pelatihan animasi tersebut, mereka bisa bersaing dalam hal keterampilan, menciptakan hal yang bisa dinikmasti orang lain dan nantinya bisa memajukan sekolah dari sisi lain.
“Anak – anak itu jangan sampai menjadi penikmat saja, tapi sebagai pembuat. Menciptakan sendiri dan dinikmati. Selama ini kan anak – anak menikmati seperti game animasi yang sudah tersedia, malah justru hasil ciptaannya sendiri kan belum pernah. Anak – anak diharapakan untuk kreatif,” kata Kepala SMPN 13 Magelang, Yuliastuti, S.Pd.
Dirinya menuturkan, nantinya akan dikembangkan kepada guru untuk digunakan dalam media pembelajaran dengan animasi. Hal tersebut bertujuan untuk menarik minat belajar anak dengan kemasan pembelajaran yang tidak membosankan.
“Mungkin anak – anak kan lebih tertarik dan bisa lebih cepat menangkap hal yang diajarkan oleh guru dengan variasi pembelajaran. Masing – masing guru mempunyai topik pembelajaran yang bisa disajikan dalam bentuk animasi,” ujarnya.
Hal tersebut dinilai bisa membangkitkan daya kreatifitas anak, merangsang keterampilan dan menyeimbangkan otak kiri dan kanan. (Siedoo)