MAGELANG – Sebanyak 110 siswa SMK Negeri 2 Kota Magelang, Jawa Tengah mengikuti sosialisasi tentang penyakit thalassaemia di lantai 3 sekolah. Sosialisasi ini digelar Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassaemia Indonesia (Popti) Kota Magelang bersama dengan Astra Daihatsu. Acara sosialisasi thalassaemia bertujuan agar siswa mengetahui penyakit itu dan bisa memutus tali rantai penyakit thalassaemia.
Penderita thalassaemia di wilayah eks-Karesidenan Kedu saat ini mencapai 150 orang. Jumlah ini yang terdata, masih bisa bertambah dengan mereka yang tidak tercatat. Sementara penderita di Indonesia ada sekitar 1,5 persen dari total penduduk dunia.
Ketua POPTI Kota Magelang Lilis Erawati Dewi menyatakan, rantai penyakit ini harus diputus. Semakin dini mengetahui menderita penyakit thalassaemia, maka akan semakin baik. Setelah sosialisasi, siswa kemudian discreening untuk mengetahui menderita penyakit thalassaemia atau tidak.
“Upaya screening memang tepat agar dapat mencegah bertambahnya jumlah penderita,” kata Lilis.
Jumlah penderita thalassaemia di eks karesidenan Kedu terbilang cukup tinggi. Diharapkan pemerintah juga memiliki kebijakan dalam upaya mencegah bertambahnya penderita penyakit tersebut. Salah satunya dengan mewajibkan para calon yang akan menikah untuk melakukan screening penyakit ini terlebih dahulu.
“Jika nanti sama-sama penderita thalassaemia, maka anaknya bisa menderita penyakit yang sama,” jelasnya.
HRD Astra Daihatsu Agus Alip menjelaskan, program sosialisasi ini merupakan hasil kerja sama pihaknya dengan POPTI Kota Magelang. CSR perusahaannya diarahkan untuk beberapa bidang. Diantaranya seperti bidang pendidikan, kesehatan, dan lainnya.
Thalassemia adalah penyakit kelainan darah. Ini diakibatkan faktor genetika dan menyebabkan protein di sel darah merah tidak berfungsi normal. Penyakit ini bisa mengakibatkan kematian jika tidak tertangani dengan baik.
Menurut dia, thalassaemia perlu mendapat perhatian agar tidak semakin banyak penderitanya. Salah satu cara memutus rantai thalassaemia dengan tidak menikahkan antara orang sama-sama penderita thalassaemia. Untuk mengetahui orang tersebut menderita thalassaemia atau tidak, maka diperlukan tes atau screening.
“Kami juga mengajak para penderita untuk rekreasi. Selama ini Astra mengalokasikan dana CSR nya untuk kegiatan-kegiatan thalassaemia di beberapa daerah,” katanya.