MAGELANG – Setiap satuan pendidikan mempunyai cara tersendiri dalam peningkatan mutu non-akademik. Salah satunya Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Kota Magelang. Sekolah yang masuk Provinsi Jawa Tengah itu menerapkan edukasi seni lukis menggunakan teknik One Stroke Painting. Teknik tersebut merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan soft skill siswa.
“One Stroke Painting itu teknik lukis dua sampai tiga warna dalam satu kuas dan digoreskan dalam satu garis,” kata Guru Seni Rupa SMPN 3, Yuniar Sofiana, S.Pd.
Yuniar mengaku, di Kota Magelang teknik tersebut baru diterapkan di sekolahnya. Ini merupakan inovasinya dan belajar sendiri melalui youtube. Ilmu tersebut bisa diaplikasikan di baju, tas, sepatu, kaos, kain jeans, piring dan kanvas. Tidak perlu anak yang punya bakat tapi bisa dilakukan siapa saja, asalkan mau belajar.
“Saya mau anak-anak (siswa) tidak bakat tapi bisa, mengolah rasa keindahan tidak harus pintar melukis,” tandasnya.
Diterangkannya, pelajaran seni lukis biasanya dinilai sulit dan harus yang punya bakat. Namun, dirinya menyampaikan motivasi kepada siswa bahwa 99 persen belajar dan 1 persen bakat. Anak tidak perlu mencari yang 1 persen.
“Saya harus memberikan solusi bagaimana anak itu bisa belajar dan menyenangkan buat mereka. Saya memberikan teknik yang kira-kira anak itu mampu dan menghasilkan bagus, agar mereka bisa saya mencari teknik yang mudah dikerjakan,” jelasnya.
Menurutnya, sebagai guru harus mencari sesuatu yang baru tapi anak bisa. Harapan dari hal tersebut dapat membekalinya dikemudian hari bahwa hal ini bisa dijadikan untuk usaha.
Selain itu, hasil karya lukis tersebut menjadi salah satu best practice kepala sekolah pada kegiatan Pameran Sekolah yang diadakan satu kali dalam dalam satu tahun, digelar Februari.
“Kita setiap tahun mengadakan pameran sekolah yang memamerkan materi pelajaran, terutama seni rupa dan prakarya untuk dipamerkan ke seluruh warga Kota Magelang. Karena itu publikasinya sampai kota dengan selebaran, poster, spanduk dan sebagainya. Acara tersebut dibuka kepala Dinas Pendidikan dan sekolah lain belum,” jelas Yuniar yang juga Humas SMPN 3.
Acara itu dibuka untuk umum dengan konsep ourtdoor. Hasil karya siswa yang dipamerkan diantaranya lukisan, kerajinan tangan dan ada pagelaran seperti tari.
“Proses pembelajaran dari kelas VII sampai kelas IX ending-nya itu ada di pameran dan pagelaran itu, berlangsung dua hari, Sabtu dan Minggu. Pelaksanaannya itu berkaitan dengan publikasi sekolah, Februari kan mendekati PPDB di Mei. Hasil karya dari siswa yang dipamerkan mencapai jumlah 2000-an karya,” imbuhnya. (Siedoo)