JAKARTA – Sekolah di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) selalu mendapat perhatian. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong pengembangan digitalisasi di sekolah tersebut.
Digitalisasi ini dilakukan dengan pemberian fasilitas komputer tablet kepada siswa. Dengan demikian, para peserta didik dan tenaga pendidik di wilayah tersebut dapat mengikuti perkembangan zaman melalui teknologi informasi.
Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi mengatakan, pada September ini Kemendikbud akan meresmikan digitalisasi sekolah dengan memberikan sekitar 1,7 juta komputer tablet kepada 36.000 sekolah di seluruh Indonesia. Khususnya, sekolah-sekolah di daerah 3T untuk afirmasi daerah pinggiran.
“Pada tahun berikutnya, mungkin tahun depan jumlah ini akan ditingkatkan lagi,” jelasnya.
Guna mendukung hal tersebut, Kemendikbud mendapat kunjungan Wakil Presiden PT. Samsung Elektronic Indonesia, Kang Hyun Lee, di kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Selasa (10/09/2019).
Dalam pertemuan tersebut, selain membicarakan tentang dukungan terhadap program digitalisasi sekolah, juga membicarakan mengenai peningkatan kemampuan teknologi peserta didik dan tenaga pendidikan. Khususnya, di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Kerja sama tersebut merupakan realisasi program pemerintah untuk merevitalisasi SMK. Kolaborasi ini akan mendorong para siswa dan guru agar tidak tertinggal terhadap perkembangan kebutuhan dunia industri.
“Kerjasama ini merupakan salah satu dari realisasi program Pemerintah dalam rangka revitalisasi sekolah terutama SMK, karena kita ingin anak-anak kita ini harus update dengan dunia industri. Jadi satu tentang penyelarasan kurikulum, kedua tentang pelatihan untuk guru dan tenaga kependidikan, kemudian ketiga tentu tentang siswa,” ujar Didik.
Implementasi kerja sama ini, kata Sesjen Didik, berupa pelaksanaan praktik kerja lapangan bagi para siswa. Nantinya melalui kerjasama ini akan ada sistem pemagangan.
“Jadi harapannya ke depan Samsung bisa menjadi teaching factory bagi anak-anak kita. Sehingga, dengan demikian anak-anak kita dapat pelatihan dan juga pada saatnya nanti mungkin sebagian dari mereka bisa berkerja di Samsung,” harapnya.
Wakil Presiden PT. Samsung Elektronic Indonesia, Kang Hyun Lee mengatakan, program pemagangan telah berlangsung sejak dua tahun lalu. Menurutnya, jumlah guru yang akan mempelajari kemampuan penggunaan gawai akan ditambahkan pada program pemagangan di Samsung Indonesia.
“Kemampuan ini dapat diajarkan lebih baik lagi kepada para siswa di sekolah,” akunya. (Siedoo)