MAGELANG – Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Kota Magelang, Jawa Tengah mencanangkan Gerakan Literasi Kitab Suci. Hal tersebut diterapkan di sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam aspek religi.
“Jadi, gerakan membaca kitab suci dan memahami isinya ini berlaku untuk semua agamanya masing-masing. Dilaksanakan satu minggu satu kali pada hari Selasa dan berlangsung di kelas masing-masing,” kata Kepala SMP Negeri 3 Kota Magelang, Harjanta, M.Pd.
Gerakan Literasi Kitab Suci dimulai awal tahun ajaran 2019 dan diikuti oleh semua siswa. Setiap paginya, para siswa membaca kitab suci sesuai agamanya, dengan waktu 30 menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
“Selain anak mengerti isi kitab sucinya masing-masing, kegiatan ini juga diharapkan bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari. Program ini juga menyambut visi Kota Magelang sebagai kota jasa yang modern dan cerdas, dilandasi masyarakat sejahtera dan religius itu,” ujarnya.
Bagi siswa muslim yang belum mampu membaca Alquran dengan lancar, maka diwajibkan untuk mengikuti program ekstra baca tulis Alquran yang dilaksanakan setelah usai pelajaran.
Adadun dampak yang didapat dengan adanya gerakan tersebut, terdapat perbedaan sikap menuju siswa yang lebih baik. Tingkat pelanggaran kenakalan anak juga turun drastis dan tidak ada pelanggaran yang serius.
“Sangat ada perbedaannya, ketika anak melakukan kesalahan, selalu jujur mengakui kesalahannya. Alhamdulillah setiap permasalahan yang ada di sini, ketika anak selalu ditanya guru, selalu berkata jujur dan tidak mengulanginya lagi. Kita ini hidup, kalau dasar agamanya sudah kuat, insyaallah yang lain akan mengikuti dengan baik,” ungkapnya.
Gerakan Literasi Kitab Suci ini akan terus ditingkatkan. Meski demikian, literasi yang lain juga digalakkan, seperti gerakan literasi buku di perpustakaan sekolah dan gerakan asmaul husna.
Selain itu, SMP N 3 Magelang juga tidak ketinggalan dalam hal penerapan nasionalisme di sekolah. Salah satunya dengan menyanyikan lagu nasional bersama sebelum proses belajar mengajar.
“Siang harinya menyanyikan lagu daerah seperti gundul – gundul pacul, ambar pisang dan apuse. Hal itu agar meningkatkan cinta nasionalisme dan cinta tanah air,” imbuhnya. (Siedoo)