Siedoo.com - Toto Iswanto, mahasiswa penerima beasiswa Pendidikan Master menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) ketika menyampaikan disertasinya dalam sidang terbuka promosi. | foto : Humas ITS
Inovasi Tokoh

Banyaknya Limbah Kulit Kopi, Diubah menjadi Biogas Alami

Siedoo, Ketika mengolah buah kopi, selalu akan menghasilkan limbah kulit kopi yang dapat menyebabkan masalah serius terhadap lingkungan sekitar. Itu jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Melihat peluang tersebut, mahasiswa doktoral Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur Toto Iswanto berhasil menciptakan biogas dari limbah tersebut, dengan memanfaatkan mikro organisme tertentu.

Mahasiswa yang menyelesaikan program doktoral selama tiga tahun tersebut menjelaskan, jumlah biogas yang dihasilkan dengan menggunakan cara khusus pada penelitiannya dapat menghasilkan 50 kali lebih banyak volumenya. Selain itu, nantinya biogas yang dihasilkan bisa menjadi sumber energi yang menjanjikan pada masa yang akan datang.

Memang, Indonesia saat ini sedang gencar dalam mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk menggantikan sumber energi dari fosil yang suatu saat akan habis. Mendukung langkah tersebut, Toto Iswanto berhasil menerangkan cara mengubah limbah kulit kopi menjadi biogas yang lebih optimal, dalam sidang terbuka promosi doktornya di Aula Oedjoe Djoeriaman.

Dalam penelitian untuk disertasi doktor kelahiran Tasikmalaya tersebut, perlakuan awal dilakukan dengan memanfaatkan feses dari binatang luwak. Perlakuan tersebut dapat mengurangi kandungan lignin sebesar 35,25 persen dan zat inhibitor (kafein, tanin, dan fenol bebas) lebih dari 95 persen.

Selain itu, terdapat alternatif yang lain dengan memberikan perlakukan awal terhadap kulit kopi tersebut dengan memberikan Alkalin Hidrogen Peroksida (AHP) yang diikuti dengan menggunakan cairan rumen sapi. Cairan itu juga merupakan salah satu limbah yang berasal dari tempat pemotongan hewan.

“Jadi kita mengolah limbah (kulit kopi) menggunakan limbah (cairan rumen sapi) dan menghasilkan biogas yang bermanfaat,” ungkap pria kelahiran 30 April 1992 ini.

Pada sisi yang lainnya, alumnus S-1 Teknik Kimia ITS ini sendiri merupakan salah satu mahasiswa yang memperoleh beasiswa program Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Selain itu juga, mahasiswa tersebut pernah menjadi peneliti di Indonesia Culture Collection (InaCC) dan Pusat Riset Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)-Biologi, Cibinong. (*)

Apa Tanggapan Anda ?