MAGELANG – Selain pendidikan akademik, pendidikan akhlak atau pendidikan karakater merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Terpadu (IT) Ihsanul Fikri Pabelan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah menjadikan pendidikan karakter sebagai hal yang pertama dan prioritas utama.
“Ciri khas disini memang berawal dari adab dulu, sebelum ke ilmu (akademik). Awal tahun ajaran baru kita memang menekankan pada pembelajaran adab sebelum masuk ke kelas,” kata Waka Kurikulum SMP IT Ihsanul Fikri Pabelan, Pamela Maher Wijaya, S.Sos.I., M.S.I.
Hal itu berlaku untuk semua siswa baru kelas VII, termasuk siswa lama kelas VIII dan IX. Ketika siswa usai liburan dan kembali ke sekolah, mau tidak mau harus diorientasi ulang kembali mengenai adab.
Landasan awal dalam pembelajaran adab, guru berpedoman pada kitab Ta’lim Muta’alim sebagai dasar hukumnya yang berisikan kajian tentang bagaimana akhlak mencari ilmu. Bagi kelas VII diberlakukan orientasi adab selama dua pekan, sedangkan untuk kelas VIII dan IX selama satu pekan.
“Kebiasaan yang diulang-ulang itu menjadi kultur. Salah satunya anak-anak yang di sini harus diimun dengan pergaulan dan dunia pondok pesantren,” tuturnya.
SMP IT Ihsanul Fikri sebagai boarding school juga mempunyai konsep memadukan kurikulum nasional dengan keislaman. Selain itu, SMP IT Ihsanul Fikri menekankan pada life skill untuk belajar mandiri. Kebanyakan kehidupan para siswa berlatarbelakang dari keluarga menengah keatas, yang fasilitasnya tercukupi.
Namun, ketika siswa sudah berada di asrama, harus bisa menyesuaikan seperti antri mandi, antri makan, menyetrika baju dan mencuci sendiri. Siswa diperbolehkan menggunakan jasa loundry namun hanya untuk pakaian seragam. Tetapi untuk pakaian pribadi atau non-seragam wajib dicuci sendiri.
“Kita membiasakan disiplin, belum bisa memfokuskan anak-anak untuk langsung bisa berbahasa Arab karena levelnya SMP peralihan dari SD. Kami lebih menekankan life skill kehidupan sehari-hari dan problem solving. Level menuju kelas VII itu, bagaimana bisa beradaptasi dengan asrama. Seperti manajemen konflik, berbeda pendapat di asrama dan berbeda kultur budaya,” terangnya.
Dijelaskan bahwa, program boarding school lebih langsung ke Bahasa Arab dan penekanan kognitif. Namun di SMP IT Ihsanul Fikri Pabelan tidak lebih ke kognitifnya terlebih dulu, tapi lebih ke efektifnya.
“Mengelola perasaan, mengelola emosi itu yang pertama. Karena daya tahannya di situ, bukan daya tahan kognitif dia (siswa) pintar atau tidak, lebih ke psikologi,” tandasnya.
Sebelum masuk ke SMP IT Ihsanul Fikri Pabelan, siswa melewati tes psikologi terlebih dahulu. Itu tentunya disesuaikan dengan level usia siswa.
Dijelaskan bahwa, anak-anak diberi kebiasaan berinteraksi dengan Alquran setiap harinya. Konsepnya ialah Alquran tidak hanya untuk dihafal saja, tapi juga untuk dipahami dan diterapkan dalam kehidupan.
Bahkan, guru juga dituntut untuk berkreatifitas dalam kegiatan mengajar di kelas. Mau tidak mau, guru harus update diri.
“Anak-anak di sini sudah 24 jam, ketika kegiatan belajar mengajar (KBM) harus bisa membuat anak-anak termotivasi untuk belajar. Maka itu, dikembalikan kepada metode guru mengajar, kami memang melakukan pendekatan agar anak-anak bisa berpikir kritis dan mengarah ke problem solving,” ungkapnya.
Salah satunya itu diterapkan Heny Nurul Bekti, SS, guru Bahasa Inggris SMP IT Ihsanul Fikri Pabelan. Ia menggunakan jalur multimedia dan perangkat laptop sebagai senjata utamanya dalam mengajar.
“Ketika menerangkan nanti ada banyak lagu, video singkat atau movie. Setiap kelas ada LCD, jadi kita pakai itu dan diputar video yang berdialog Bahasa Inggris. Biasanya, saya suruh untuk mengamati dulu, kira-kira materinya tentang apa (dalam video),” jelas dia.
SMP IT Ihsanul Fikri Pabelan juga terdapat program Camp Bahasa Inggris yang pernah bekerja sama dengan perguruan tinggi. Seperti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Negeri Tidar (Untidar) Magelang. (Siedoo)