BREBES – Lembaga Lendidikan Ma’arif PWNU Jawa Tengah membentuk tim inklusi untuk mendampingi madrasah atau sekolah yang tidak menjadi sasaran program pendidikan inklusi Unicef.
“Sehingga pendidikan inklusi secara bertahap bisa dirasanakan oleh semua anak di Jawa Tengah, tidak hanya di empat kabupaten sasaran Unicef,” kata Ketua LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah R Andi Irawan.
Andi menyampaikan itu saat LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah menggelaf workshop kurikulum pendidikan inklusif, penjas adaptive dan fulbolnet di empat kabupaten. Workshop kurikulum inklusif ini merupakan kelanjutan dari workshop yang telah diadakan sebelumnya, yakni “Workshop Manajemen Perubahan, Perencanaan, dan Penganggaran di Madrasah Inklusif”.
Workshop kurikulum inklusif dilakukan secara bertahap di empat Kabupaten terdiri dari Kebumen, Kabupaten Semarang, Banyumas dan Brebes. Pada kesempatan itu, materi yang dibahas dan disampaikan dalam workshop untuk membekali pengetahuan dan membentuk sikap dan karakter peserta didik berlandaskan Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah.
“Workshop kurikulum inklusif di Kebumen, tanggal 14-16 Juni 2019, di Kabupaten Semarang tangal 21-23 Juni 2019, di Banyumas tanggal 28-30 Juni 2019, dan di Brebes tanggal 5-7 Juli 2019,” imbuh Koordinator Implementasi Program Pendidikan Inklusi kerjasama LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah dengan Unicef, Drs. Sahidin, M.Si.
Sahidin menjelaskan bahwa, workshop manajemen perubahan dan workshop kurikulum pendidikan inklusif ini dimaksudkan agar madrasah benar-benar siap ketika mendeklarasikan diri menjadi madrasah inklusi. Sehingga, pelayanan yang diberikan kepada semua siswa merupakan pelayanan yang terbaik, mulai siswa ABK (anak berkebutuhan khusus), maupun non – ABK.
Madrasah yang menjadi sasaran program pada tahun 2019 ini sebanyak 12 madrasah meliputi Kabupaten Banyumas (MI Ma’arif NU Ciberem, MI Ma’arif Kaliwangi, MI Ma’arif NU Bentul Kebasen), Kabupaten Kebumen (MI Plus Ma’arif NU Jatinegara Sempor, MI Ma’arif Kemangguan Alian, MTs Ma’arif Karangsambung), Kabupaten Semarang (MI Pabelan, MI Gedanganak, MTs NU Ungaran), dan Kabupaten Brebes (MI Ikhsaniyah Siwungkuk, MI NU Dukuhmaja Songgom, MTs Assalafiyah Sitanggal Larangan).
Sehingga, total sebanyak 17 madrasah jika ditambahkan dengan 5 madrasah yang menjadi sasaran program tahap sebelumnya.
“Meliputi MI Salafiyah Kebarongan Kemranjen Banyumas, MTs Al Hidayah Purwokerto Banyumas, MTs Ma’arif NU 1 Sumpiuh Banyumas, MI Ma’arif Sidomulyo Ambal Kebumen, dan MI Keji Ungaran Kabupaten Semarang,” urai Miftahul Huda, Program Officer Pendidikan Inklusi LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah – Unicef.
Pada pelaksanaan workshop, LP Ma’arif menambahkan peserta dari madrasah atau sekolah di luar sasaran.
“Kami melibatkan sekolah negeri dan swasta dari dinas pendidikan, pengawas madrasah, pengawas sekolah, madrasah, KKM MI, KKM MTs, K3S SD, K3S SMP, dan pengurus LP Ma’arif di empat kabupaten sasaran,” jelasnya.
Dengan pelibatan berbagai pihak tersebut, diharapkan terjadi percepatan proses inklusi di semua lembaga pendidikan. Adapun beberapa materi yang disampaikan kepada peserta workshop meliputi kurikulum pendidikan inklusi, identifikasi awal peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK), assesment PDBK, profil PDBK, program pembelajaran individual (PPI), model active learning inklusi, RPP inklusi, micro teaching, Futbolnet (humility/kerendahan hati, effort/upaya, ambition/ambisi, respect/rasa hormat, dan team work/kerja tim), dan Ma’arif Play/Sport (tawasuth, tawazun, tasamuh dan ta’adul). (Siedoo)