Siedoo.com -
Inovasi

Mahasiswa ITS Tawarkan Solusi Permasalahan Limbah Medis

Siedoo, Permasalahan limbah medis padat di Indonesia pengolahannya dinilai belum optimal. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah limbah medis padat seiring dengan bertambahnya jumlah rumah sakit di Indonesia.

Fakta bahwa Indonesia memiliki instrumen pengolahan limbah medis yang minim. Hanya ada enam di Pulau Jawa dan Kalimantan berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Hal ini kemudian menyebabkan terjadinya penumpukan limbah medis padat tersebut.

Menyadari bahaya penumpukan limbah medis tersebut bagi kesehatan dan lingkungan, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur menawarkan solusi baru untuk pengolahan limbah medis padat dari rumah sakit.

Alih-alih menggunakan pemanasan suhu tinggi untuk mengurai limbah, tiga mahasiswa Departemen Kimia ITS justru menggunakan metode biodegradasi dengan jamur sebagai pengurainya.

Ketua tim, Anne Dwi Tsamarah, bersama dua rekannya yakni Lely Dwi Astuti dan Ulfa Miki Fitriana yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini mengusulkan metode baru. Yakni metode biodegradasi dengan menggunakan kombinasi jamur Aspergillus oryzae (A. oryzae) dan Trichoderma viride (T. viride).

“Dua jamur ini berperan sebagai agen pendegradasi limbah medis padat berupa wadah infus yang merupakan limbah terbesar rumah sakit,” kata Anne.

Tim PKM PE Biodegradasi Limbah Medis bersama dengan dosen pembimbing, Adi Setyo Purnomo SSi MSc PhD (dua dari kiri). foto : Humas ITS

Mahasiswi angkatan 2015 ini mengaku, penelitian yang dimulai sejak April 2019 lalu ini menuai hasil positif. Ia menjelaskan bahwa jamur dengan kombinasi T. viride tersebut mampu mendegradasi limbah medis padat lebih baik dibandingkan dengan penggunaan jamur A. oryzae saja.

Kedua jamur tersebut memiliki enzim yang mampu memutuskan ikatan pada limbah medis padat menjadi produk yang lebih sederhana.

“Sehingga massa limbah medis padat yang terdegradasi menggunakan kombinasi kedua jamur tersebut lebih besar daripada degradasi menggunakan satu jenis jamur saja,” terangnya lebih lanjut.

Baca Juga :  Dukung Program NZE 2050, ITS Gagas Perangkat Pengawasan Emisi Kapal Berbasis PUTA dan IoT

Sementara itu, di bawah bimbingan dosen Departeman Kimia ITS, Adi Setyo Purnomo SSi MSc PhD, Anne dan timnya optimistis telah melakukan yang terbaik dan berharap PKM Penelitian Eksakta (PE) besutannya tersebut mampu mengantarkan mereka menuju Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2019 mendatang. (*)

Apa Tanggapan Anda ?