SURABAYA – Capaian prestasi yang dimiliki Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur bukanlah sebuah puncak dari perjuangan. Namun masih berada pada suatu tanjakan. Harapannya, semua dapat berjuang bersama untuk melanjutkan hal itu.
“Salah satunya dengan merancang suatu sistem generasi kepada para mahasiswa yang baru masuk,” ujar Rektor ITS, Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng.
Ia menyampaikan itu saat menyambut dua tim kebanggaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang baru saja sukses meraih gelar juara di ajang kompetisi internasional dan nasional. Yakni Tim Barunastra sebagai juara pertama International Roboboat Competition (IRC) di Florida, Amerika Serikat, dan Tim Robotika ITS sebagai juara umum Kompetisi Robot Indonesia (KRI) 2019 di Semarang.
Kedatangan kedua tim berprestasi tersebut langsung disambut gembira oleh Rektor ITS. Kegembiraan langsung memuncak ketika Tim Barunastra dan Tim Robotika baru saja memasuki halaman gedung Rektorat ITS.
Trofi juara pertama dunia berhasil dihadiahkan oleh Tim Barunastra, dan trofi juara umum KRI oleh Tim Robotika yang meliputi Tim Iris, Tim Vi-Rose, Tim Ichiro, Tim Abinara-1, dan Tim Risma kepada ITS. Kedua trofi tersebut diterima langsung kepada Rektor yang diserahkan oleh masing-masing perwakilan tim.
Rektor yang akrab disapa Ashari itu mengaku sangat bahagia sekali. Bahkan tidak hanya dirinya, Ashari meyakini para pimpinan, dosen, dan mahasiswa juga ikut merasakan kebahagiaannya ini.
Orang nomor satu di ITS itu juga mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang begitu tinggi kepada seluruh pihak yang ikut menyukseskan kompetisi tersebut. Hal ini merupakan sebuah bukti yang menandakan bahwa ITS tidak bisa diremehkan.
“Di Amerika kita juara dunia, dan di Indonesia kita juara nasional,” tandas guru besar Teknik Elektro tersebut dengan penuh bangga.
Pria berkacamata ini juga menjelaskan, setiap tim harus beranggotakan dari berbagai macam angkatan ketika mengikuti suatu perlombaan. Sehingga, teknologi yang telah sukses diciptakan oleh generasi terdahulu dapat dikuasai oleh generasi baru dan dapat dikembangkan lebih baik lagi.
Kepada para dosen pembimbing, Ashari juga berpesan bahwa jangan sampai capai menghadapi mahasiswa yang barangkali terjadi kesalahan. Kalau mahasiswa salah ketika menghadapi rintangan itu tidak apa-apa.
“Namun ketika sudah terjun ke masyarakat nantinya, harus sudah benar-benar tidak boleh salah,” tandasnya. (Siedoo)