MAGELANG – Lembaga pendidikan mempunyai kewajiban dan tanggung jawab mencerdaskan anak bangsa. Tidak hanya cerdas dalam akademik, tetapi juga mencetak generasi penerus bangsa yang cerdas dalam bersikap dan berakhlak baik.
Sesuai konsep di Kurikulum 2013, tidak hanya dalam akademik semata, tetapi juga terdapat penilaian sikap. Hal tersebut menjadi salah satu indikator dalam hal ketuntasan belajar para siswa.
“Kita harus kondisikan siswa dengan karakter yang baik, jika tidak maka dalam proses kegiatan belajar mengajar kurang maksimal,” kata Tri Wuryaningsih, S.Pd, Waka Kurikulum SMP N 11 Kota Magelang, Jawa Tengah.
Dijelaskan bahwa, guru terus mengawasi dan memberi perhatian kepada anak. Hasil dari nilai perilaku, nantinya akan ditunjukkan kepada orang tua saat penerimaan rapor. Jika ada siswa mempunyai catatan yang kurang baik, maka sekolah mengajak dan menyadarkan orang tua dalam perbaikan perilaku anak.
Selain peningkatan nilai akademik siswa, SMP N 11 Kota Magelang sendiri juga melakukan berbagai upaya mengedepankan pendidikan karakter siswa. Dimulai dari cara berpenampilan siswa sampai ke dalam aktifitas kegiatan belajar sehari-hari.
“Pukul 06.30 WIB mayoritas siswa sudah datang ke sekolah dan saat memasuki gerbang sekolah akan diperiksa cara penampilannya sesuai dengan aturan sekolah. Jika ada yang tidak sesuai, maka akan ditindaklanjuti dan menjadi catatan guru,” imbuh Drs. Sumarsono, M.Pd, Waka Kesiswaan SMP N 11 Magelang.
Setiap pagi, siswa yang beragama Islam dibimbing untuk berangkat ke masjid dan sholat dhuha, sholat hajat, membaca asmaul husna dan diberikan kultum motivasi siswa. Kegiatan tersebut didampingi oleh guru terkait, terutama guru BK (Bimbingan Konseling) dan guru Agama.
Sekolah pun memberlakukan wajib sholat dzuhur berjamaah di sekolah dan pada Jumat mengadakan Tadarus Alquran yang digilir setiap kelas pada pukul 11.15 sampai 11.45 WIB. Pada pukul 12.00 WIB para siswa sholat Jumat bersama di masjid sekolah.
“Untuk siswa yang tidak sholat Jumat disini, mereka sholat di lingkungan masing-masing. Mereka melaporkan kepada wali kelas lokasi sholatnya dimana, imamnya siapa dan isi khutbahnya apa. Jadi itu cara backup kita kepada anak,” jelas guru Bahasa Inggris tersebut.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya ialah semua guru sepakat berkomitmen untuk peduli terhadap siswa. Ketika saat ada pelanggaran, maka guru yang bersangkutan langsung dengan tanggap mengingatkan, membina dan menindaklanjuti.
Melihat kondisi siswa dengan karakter dan latar belakang yang beda-beda, menjadikan semua guru harus terlibat bersama dalam mendidik karakter siswa. Sebagai salah satu wujud dalam memberikan contoh yang baik, semua guru yang beragama Islam juga ikut tertib sholat berjamaah bersama siswa.
“Kita harapkan pihak orang tua juga ikut mem-bakcup anak di rumah. Bagaimanapun, kalau lingkungan di rumahnya beres, sekolahnya juga beres, sederhananya kan begitu. Kalau ada anak yang tidak beres disini, meksipun tidak selalu, tapi biasanya permasalahannya berawal dari rumah,” ujarnya.
Selain itu, sekolah juga bergerak dalam hal sosial seperti setiap Senin mengumpukan dana infaq dari siswa dan untuk siswa. Tujuannya nanti bisa dipergunakan untuk membantu jika ada anak yang sakit, butuh seragam, kacamata dan hal lainnya. Bahkan sekolah juga akan membantu semampunya.
Menjalin Koordinasi dengan Orangtua
Sekolah yang berlokasi di Jl. Tentara Genie Pelajar No. 20, RT. 01 / RW. 07, Potrobangsan, Magelang Utara, Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelan ini, juga melakukan kegiatan parenting secara tidak langsung. Sekolah menjalin komunikasi antara wali kelas dan wali murid dengan memanfaatkan media sosial.
“Wali Kelas itu punya group whatsapp, semua wali murid dalam 1 kelas. Para orang tua sering diinformasikan oleh wali kelas terkait kegiatan dan peraturan sekolah. Jadi, itu juga merupakan kegiatan parenting rutin, yang kita lakukan tidak secara klasikal, tapi secara grouping. Misal satu hari saja ada siswa yang terlambat, kita akan WA ke orangtuanya,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Nur Hasanah, S.Pd, Guru Pembina OSIS, bahwa pendidikan karakter itu sangat penting dan wajib untuk diterapkan. “SMP 11 ini kan punya visi misi berbudi, berkarakter dulu baru berprestasi. Untuk apa prestasi kalau tidak ada karakter, nanti di masyarakatnya juga akan kacau. Disini justru yang diutamakan adalah karakter dulu,” kata guru IPS kelas IX tersebut.
Hasil dari program – program yang diterapkan ini, sekolah mendapatkan apresiasi dari pihak luar. Ketika acara perpisahan siswa tahun ajaran 2018/2019 lalu, sekolah mengundang dari pihak kepolisian dan memberikan apresiasi kepada para guru dan semua siswa. Bahwa, tidak ada catatan buruk siswa SMP N 11 yang tersangkut narkoba. (Siedoo)