Siedoo, Nama Indonesia menggema di kompetisi tingkat internasional di Paris, Prancis. Perwakilan dari tanah air mahasiswa ITB, meraih Intrapreneurship Award 2019 pada kompetisi L’Oreal Brandstorm 2019 pada 24 Mei 2019 silam. Prestasi membanggakan ini diraih setelah bersaing ketat dengan berbagai perwakilan dari negara – negara lain.
L’Oreal Brandstorm adalah sebuah perlombaan yang diselenggarakan oleh perusahaan kosmetik L’Oreal dengan membawa tema “Invent the Future Skincare Experience for Health-Conscious Consumers” dan berkoordinasi dengan L’Oreal Active Cosmetics.
Pada tahap internasional, L’Oreal Brandstorm 2019 diikuti oleh berbagai macam orang dari 65 negara, yang diwakilkan oleh 1 tim dari tiap negara. Pada perlombaan ini, tiap peserta harus mengusulkan inovasi teknologi yang diintegrasikan dengan produk L’Oreal kepada para juri.
“Kompetisi ini sangat menarik untuk diikuti. Kami mendapat mentoring dari pembicara yang sangat berpengalaman saat sesi workshop ini dan mendapatkan pembelajaran yang nyata. Kami juga berkesempatan bertemu dengan orang – orang yang background-nya diverse,” ucap Albert, salah satu anggota Tim Phoenix.
Indonesia berangkat ke Prancis diwakili oleh mahasiswa ITB. Tim Phoenix ITB diwakili oleh tiga orang mahasiswa Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), beranggotakan Albert Sahala Theodore (Teknik Informatika 2016), Johan Poernomo (Teknik Elektro 2016), dan Rifda Annelies (Sistem dan Teknologi Informasi 2016).
Sebelumnya, tim tersebut berhasil menjadi juara pada ajang L’Oreal Brandstorm 2019 di Jakarta, 21 Maret 2019 lalu. Dalam kompetisi ini, tim ITB harus mengikuti rangkaian acara pertama dari L’Oreal Brandstorm 2019, yaitu workshop.
Workshop ini terdiri atas dua sesi, yaitu sesi pertama tentang inovasi produk L’Oreal yang berarah ke teknologi. Serta, sesi kedua yang berfokus pada perfect pitching dan cara menyampaikan konten agar juri atau pendengar bisa merasakan dan lebih mengerti.
Setelah sesi workshop, para tim yang bersaing dalam ajang L’Oreal Brandstorm 2019 harus melakukan pitching pada booth masing – masing kepada tiga kelompok juri yang masing – masing terdiri atas lima orang. Pada sesi tersebut, para tim harus menjelaskan inovasi yang mereka usung kepada para juri, dan meyakinkan juri terkait inovasi tersebut.
Setelah sesi pitching, dipilih 6 tim terbaik yang berasal dari Amerika, Kanada, India, Portugal, Jerman, dan Indonesia. Tiap tim kemudian melakukan presentasi pada sebuah panggung besar di hadapan umum dan eksekutif L’Oreal. Setelah melakukan presentasi, tim juri memutuskan Tim Phoenix ITB berhasil meraih Intrapreneurship Award 2019.
“Kami sangat senang bisa mewakilkan ITB pada kompetisi tingkat global ini. Kami juga bisa bertemu dengan teman – teman baru dan mentor – mentor yang sangat konstruktif dalam memberikan saran,” ucap Rifda.
Ciptakan Produk Gelang EzBand
Pada kompetisi tersebut, Tim Phoenix ITB mengusung produk berupa gelang yang bernama EzBand, yang dilengkapi dengan aplikasi smartphone dan usulan desain produk dari L’Oreal Active Cosmetics, yaitu La Roche-Posay.
Inovasi produk – produk tersebut dilatarbelakangi dengan isu penyakit eczema (eksim) yang marak di dunia kesehatan kulit. Penyakit eczema sendiri memiliki ciri berupa ruam pada kulit dan dapat muncul akibat beberapa pemicu seperti alergi, kulit kering, dan perubahan temperatur.
Penyakit eczema hanya bisa disembuhkan dengan perawatan harian agar tidak timbul ruam pada kulit. Tim Phoenix ITB memfokuskan pengembangan pada anak – anak, di mana gejala penyakit ini bisa muncul dari usia 5 tahun dan dapat mengakibatkan dampak psikologis dan psikososial pada anak tersebut.
Oleh karena itu, dukungan dari orang tua sangat diperlukan untuk mendukung perawatan dari anak – anak yang memiliki penyakit eczema. Untuk memenuhi fungsi dan fokus yang telah ditentukan, anggota Tim Phoenix ITB mengaplikasikan keilmuan yang didapat dari masing – masing jurusan dan menciptakan EzBand.
EzBand adalah sebuah gelang yang berfungsi untuk memberikan pengingat untuk perawatan kulit bagi anak yang terkena eczema dan memakai gelang EzBand tersebut. Pengingat ini juga dikirim melalui aplikasi smartphone yang diakses oleh orang tua. Sehingga orang tua dapat menggunakan produk perawatan kulit yang sesuai pada anaknya sehingga gejala penyakit bisa teratasi.
Johan mengatakan, dalam melakukan pengembangan produk ini, para anggota tim juga mencoba untuk menerapkan ilmu – ilmu yang kini sedang marak dan pesat berkembang, seperti IoT (Internet-of-Things) dan aplikasi mobile. Tim Phoenix ITB juga membuat usulan desain yang menarik untuk ibu dan anak, yakni berupa krayon yang mudah dipakai, praktis, dan portable.
“Pengalaman dari lomba ini sangat menarik karena menjadi wadah untuk berkembang dan saya bisa mengaplikasikan ilmu teknik elektro, karena device-nya sendiri terkait IoT,” ucap Johan.
Dalam rangka persiapan menghadapi lomba ini, Tim Phoenix ITB melakukan beberapa peningkatan pada produk mereka. Sehingga, dapat lebih stabil dan bisa digunakan dengan baik.
Selain itu, Tim Phoenix ITB juga melakukan persiapan dengan melakukan mentoring bersama para mentor dari L’Oreal Indonesia, latihan presentasi, serta melakukan aktivitas – aktivitas yang dapat memberikan ketenangan, seperti jalan – jalan bersama.
Diberi Kesempatan Magang
Sebagai juara pada kompetisi ini, Tim Phoenix ITB diberikan kesempatan untuk melakukan magang dan bekerjasama dengan L’Oreal selama tiga bulan di Station F. Pada periode ini, Tim ITB bersama dengan L’Oreal akan mengembangkan prototipe inovasi mereka menjadi produk nyata yang dapat diimplementasikan secara riil di dunia nyata.
Tim Phoenix ITB juga berharap bahwa produk ini nantinya dapat digunakan secara umum dan bermanfaat bagi banyak orang.
“Jangan pernah takut mencoba, yang penting ada komitmen,” tandas Albert. (*)