Siedoo, Bagi para pembaca yang memiliki masalah dengan bau kaki, kini tidak perlu risau. Mahasiswa – mahasiswi kreatif dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menciptakan produk untuk mengatasi bau pada kaki di sepatu. Berbeda dengan produk lain, karya mereka berasal dari bahan organik dan mudah ditemukan di sekitar lingkungan.
Ide untuk membuat deodoran untuk mengatasi bau kaki sekaligus kulit kering, menggunakan bahan alami yaitu kulit buah salak. Inovator itu adalah Aditia Pramudia Sunandar dan Rahmanisa Laila Fitri dari Prodi Pendidikan Biologi, Asmi Aris dari Prodi Pendidikan Kimia, Muhammad Abdurrahman Mukhlis Prodi Akuntansi serta Putri Matsya Sabilla dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
“Digunakannya kulit buah salak karena mengandung senyawa flavonoid, tanin dan alkaloid. Senyawa flavonoid dikenal sebagai senyawa yang dapat menjadi antibakteri. Padahal bau kaki muncul karena keringat yang bercampur dengan bakteri pada daerah telapak kaki,” ujar salah satu mahasiswa, Aditia Pramudia Sunandar.
Memang, bau kaki merupakan masalah yang sangat mengganggu penampilan. Hal ini menyebabkan penampilan menjadi kurang percaya diri, khususnya saat menggunakan sepatu, apalagi sepatu tertutup.
Keadaan kaki yang tertutup serta didukung suhu yang tinggi atau panas, dapat menjadi faktor timbulnya masalah pada kaki.
Untuk mengatasinya, di pasaran banyak tersedia penghilang bau kaki bentuk spray, bedak, dan lain-lain. Namun produk tersebut memiliki kelemahan pada aspek harga yang tergolong mahal dan penggunaan yang tidak efisien. Namun inovasi mahasiswa UNY ini memiliki keunggulan dibanding produk yang lainnya.
Rahmanisa Laila Fitri menambahkan bahwa, bau kaki dipicu oleh kondisi kaki yang lembab dan bakteri. Senyawa flavonoid, saponin, dan tanin pada salak berpotensi untuk digunakan sebagai pencegah dan penghilang bakteri pada kaki bersepatu.
“Ketersediaan bahan baku dan melimpahnya jenis-jenis tanaman salak menjadi pendorong dibukanya usaha Cadeo (Salacca zalacca Deodorant) sebagai obat herbal solusi bau kaki dan kulit kering,” katanya.
Mahasiswa lain, Asmi Aris mengemukakan cara membuat deodoran Cadeo. “Pertama kali dibuatlah ekstrak kulit salah pondoh,” kata Asmi Aris.
Prosedur Pembuatan Inovasi
Caranya kulit salak pondoh dikeringkan selama 5 hari lalu direndam dan ditempatkan dalam wadah bertutup aluminium foil selama 3 hari. Lalu disaring dan menghasilkan filtrat 1 dan ampas 1. Ampas 1 diberi etanol dan ditutup menggunakan aluminium foil selama 2 hari dan dikeringkan.
Ini menghasilkan filtrat 2 dan ampas 2. Kemudian filtrat 1 dan 2 dicampurkan dan dievaporasi dengan vacuum evaporator bersuhu 600 Celcius. Kemudian diuapkan dengan waterbath bersuhu sama dan jadilah ekstrak kulit salak pondoh.
Ekstrak ini diemulsifikasi dengan tambahan sukrosa, Na Benzoat, peppermint oil, lavender essential oil, mocca oil dan akuades lalu diaduk. Jadilah lotion kental yang disimpan dalam suhu kamar selama 1 hari. Lotion kental ini ditimbang sebanyak 80 ml dan 150 ml lalu dimasukkan wadah botol. Lotion herbal Cadeo siap dipasarkan.
Putri Matsya Sabilla menjelaskan, Cadeo didesain untuk cepat kering dan tidak meninggalkan bekas. Sehingga, nyaman ketika digunakan di kaki. Aroma yang ditawarkan adalah lavender, mint, dan mocca.
Produk ini dapat digunakan untuk kaki yang beralas kaki maupun tidak. Dengan catatan, saat menggunakan produk, pengguna menunggu spray sampai kering dan merata sebelum memakai alas kaki. Karya mahasiswa ini juga berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang kewirausahaan tahun 2019. (*)