JAKARTA – Bagi para siswa yang menunggu hasil Ujian Nasional (UN) SMA sederajat harap bersabar. Sambil menunggu pengumuman jangan terlalu cemas. Karena, informasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), rata-rata nilai UN untuk semua jenjang dan mata pelajaran mengalami peningkatan.
“Sekarang ini nilainya murni, karena sudah hampir seratus persen menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Ternyata tahun ini menunjukkan kenaikan, meskipun sedikit,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemendikbud, Totok Suprayitno, dalam siaran persnya tanpa menyebut kenaikannya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menyerahkan hasil ujian nasional (UN) untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), dan program kesetaraan Paket C kepada pemerintah daerah pada tanggal 3 Mei 2019.
“Saya kira ini perlu disyukuri. Sebuah titik awal yang baik,” lanjutnya.
Ujian nasional tahun 2019 diikuti 8,3 juta peserta didik dengan 103 ribu satuan pendidikan. Sebanyak 91 persen atau lebih dari 7,5 juta peserta didik dan warga belajar mengikuti UNBK. Jumlah peserta UNBK meningkat 19 persen dari jumlah peserta UNBK tahun 2018.
Sebagai cermin hasil pembelajaran, hendaknya hasil UN menjadi umpan balik peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Totok menyatakan bahwa capaian hasil UN perlu dianalisa secara komprehensif untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi capaian.
Dijelaskan, hasil UN selanjutnya akan dianalisis untuk mendiagnosa topik-topik yang harus diperbaiki di setiap sekolah untuk setiap mata pelajaran UN.
“Hasil analisis tersebut akan didistribusikan ke semua dinas pendidikan untuk ditindaklanjuti dengan program-program peningkatan mutu pembelajaran,” tutur Totok.
UNBK Lebih Efektif
Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Bambang Suryadi, mengatakan, selain menjadi pilihan ujian bagi generasi mendatang, UNBK dirasa lebih efektif dan efisien dalam konteks waktu, energi, pikiran, dan biaya.
“Ketika pelaksanaan UN sudah berintegritas, tantangan berikutnya terletak pada peningkatan kualitas pembelajaran. Kita harapkan capaian integritas ini sejalan dengan capaian akademik,” ujar Bambang.
Ditambahkan oleh Bambang, ujian nasional perbaikan bagi peserta UN jenjang pendidikan menengah/sederajat akan dilaksanakan pada bulan Juli 2019.
Sebelumnya pernah dilaksanakan pada bulan Agustus ataupun Oktober. Dengan demikian, diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan siswa yang memerlukan perbaikan hasil UN, misalkan untuk memenuhi persyaratan melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.
Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Sri Renani Pantjastuti, mengatakan hasil analisis UN menjadi salah satu landasan untuk peningkatan kompetensi pembelajaran.
“Tujuannya bagaimana pembelajaran bisa lebih baik. Jadi kami sudah siapkan modul-modul pembelajaran. Tinggal dipilih saja sesuai dengan yang masih lemah atau kurang untuk dibahas bersama-sama di MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) masing-masing,” jelas Renani. (Siedoo)