BALIKPAPAN – Kabar gembira bagi guru honorer SD dan SMP di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim). Gaji mereka mengalami kenaikan di tahun ini. Yang tadinya mendapatkan sekitar Rp 1,8 juta per bulan, saat ini gaji guru honorer naik menjadi Rp 2,7 juta. Gaji ini masih di bawah UMK Balikpapan Rp 2,8 juta.
Kenaikan itu dilakukan, karena Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) kota setempat mendapat tambahan dana sebesar Rp 8 miliar untuk gaji mereka. Tambahan dana itu bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
“Untuk di Balikpapan jumlah guru honorer SD sekitar 1.000 orang. Sedangkan guru honorer SMP sekitar 600 lebih,” kata Kepala Disdikbud Kota Balikpapan Muhaimin dilansir dari jpnn.com.
Di Sumatera Utara (Sumut) juga terjadi kenaikan. Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memberikan terobosan baru untuk kesejahteraan guru honorer di Sumatera Utara.
Gubernut Sumut Edy Rahmayadi menaikkan upah guru honorer menjadi Rp 90 ribu per jam.
“Penambahan gaji guru honorer dari usulan DPRD Rp 60 ribu per jam, saya tetapkan menjadi 90 ribu per jam pada tahun 2019,” ucap Edy Rahmayadi dilansir dari tribunnews.com.
Edy menjelaskan kenaikkan upah guru honorer ini sudah memlalui pertimbangan yang matang.
Itu sudah saya hitung, makanya saya berani menetapkan angka itu, bahkan saya mau kalau bisa Rp 100 ribu per jam, tapi kita syukuri ini bisa naik dari saat ini guru-guru honor hanya menerima Rp 40 ribu per jam, tahun ajaran baru nanti kebijakan ini akan saya berlakukan,” ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengusulkan guru honorer mendapatkan gaji minimal setara UMR. Menanggapi ini, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan akan terus mengkaji gaji honorer.
“Kita terus mendiskusikan, bahasnya untuk melihat semua aspek. Jadi kita akan mencoba untuk terus bersama-sama dengan menteri terkait mengatasi persoalan honorer ini dan sekaligus memecahkan masalah kualitas,” ujar Sri Mulyani sebagaimana pernah ditulis okezone.com.
Dinyatakan, permasalahan pendidikan di Indonesia yakni bukanlah gaji. Pasalnya, kualitas kurikulum juga harus ditingkatkan agar meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Ini kan bukan masalah digaji atau tidak, tapi persoalan apakah mereka bisa terus menjadi alat atau sumber daya yang bisa mendidik anak-anak didik kita, kan mereka profesinya guru jadi itu harus terus ditingkatkan, kita membahas cukup banyak aspeknya,” tandasnya. (Siedoo)