SURABAYA – Saat ini berbagai langkah dilakukan pemerintah dalam mengembangan energi baru terbarukan di seluruh Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya melalui Himpunan Mahasiswa Instrumentasi (Himatekins) menggelar Instrumentation Talk Show (Intshow).
Kegitan tersebut mendatangkan berbagai pakar, seperti Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Emil Elestianto Dardak, MSc, dan praktisi dari dunia industri Direktur Utama PT Gerbang Multindo Nusantara, Chayun Budiono.
Dari unsur akademisi hadir Kepala Pusat Studi Energi ITS, Dr. Ir. Ali Musyafa, M.Sc. Diskusi berlangsung di Ruang Sidang Utama Rektorat ITS.
Ditulis halaman its.ac.id, pada kesempatan itu Emil menyampaikan, sebetulnya Indonesia saat ini memiliki potensi energi baru terbarukan yang sangat besar. Menurut data profil energi terbarukan di Jawa Timur, sudah terdapat 24.562 megawatt (MW) listrik hasil dari energi baru terbarukan.
Dari total semua itu, energi surya (matahari) menjadi yang paling banyak menghasilkan listrik. Madura menjadi wilayah yang memiliki potensi paling besar pada energi surya. Selain karena pencahayaan sinar matahari yang bagus, banyak tanah datar yang cukup luas juga mendukung hal itu.
Energi Panas Bumi
Emil menjelaskan, di Indonesia sebenarnya energi panas bumi menjadi potensi energi baru terbarukan yang terbesar. Pasalnya, Indonesia sendiri sudah dikenal sebagai negara yang menempati area ring of fire (lingkaran api).
Artinya di Indonesia banyak gunung berapi aktif yang menyimpan banyak panas di dalamnya. Bahkan Emil berani menyebutkan bahwa potensi energi panas bumi di Indonesia terbesar di dunia.
Tetapi hal itu tidak sebanding dengan pemanfaatan energi panas bumi. Pasalnya, saat ini masih dirasa kurang dalam pemanfaatan energi panas bumi. Banyak sekali hambatan yang menjadi tantangan pada pengembangan panas bumi ini. Salah satu yang paling umum adalah mengenai kerusakan lingkungan.
Namun Emil menyebutkan di sisi lain sebetulnya panas bumi adalah suatu hal yang unik. Pasalnya, jika dibangunkan pembangkit listrik, akan memakan sedikit lahan untuk tempat peralatannya.
“Bahkan tak disangka, ternyata uap dari panas bumi ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pemandian air hangat,” ujar Emil.
Selain mengenai energi panas bumi dan surya, sebetulnya sudah banyak sumber energi baru terbarukan yang sudah dikembangkan di Indonesia. Contohnya berupa energi angin, air, bio-energi, dan gelombang.
Jangan Dianggap Remeh
Emil mengungkapkan permasalahan energi ini merupakan hal yang tidak bisa dianggap remeh. Karena penggunaan energi saat ini sudah mencakup pada seluruh aspek.
“Yang paling sering dalam kehidupan keseharian adalah kebutuhan charge ponsel pintar pada setiap saat,” tuturnya.
Emil menginginkan ITS memiliki peran juga sebagai salah satu penggerak pada bidang riset untuk pengembangan teknologi energi baru terbarukan, khususnya di Provinsi Jawa Timur.
Sementara pada sisi lain fakta di lapangan, sebetulnya masyarakat sudah banyak sekali yang membuat berbagai inovasi, baik mengenai pengembangan energi baru terbarukan ataupun yang lainya. Namun banyak yang terjadi bahwa inovasi yang dikembangkan mereka tidak bisa bertahan lama.
“Di sinilah, peran ITS untuk membimbing mereka supaya segala inovasinya menjadi sempurna dan dapat bermanfaat dengan baik,” ungkap mantan Bupati Trenggalek tersebut. (Siedoo)