SURABAYA – Program studi (prodi) sarjana di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur, yang mendapatkan akreditasi dari ASEAN University Network – Quality Assurance (AUN-QA) akan semakin bertambah. Di awal tahun 2019 akan ada empat lagi yang diakreditasi, setelah sebelumnya berjumlah total 12.
Empat prodi tersebut Departemen Matematika, Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Departemen Teknik Fisika, dan Departemen Teknik Sistem Perkapalan. Rencananya, site visit asesor AUN-QA dilaksanakan 30 Januari – 1 Februari 2019.
Kepala Kantor Penjamin Mutu (KPM) ITS, Prof Dr Ir Aulia Siti Aisjah MT, menjelaskan beberapa tahapan dari proses sertifikasi AUN-QA tersebut. Tahapannya adalah dari persiapan, pengumpulan dokumen SAR (Self-Assessment Report), site visit para asesor, penilaian, dan pengumuman akhir untuk menentukan layak tidaknya mendapatkan sertifikasi.
Menurut perempuan yang kerap disapa Aulia ini, persiapan pembuatan dokumen SAR adalah tahapan yang paling memakan banyak waktu. Sebab, ada 11 kriteria yang meliputi expected learning outcomes, programme specification, programme structure and content, teaching and learning approach dan student assessment.
“Selain itu, ada pula penilaian mengenai academic staff quality, support staff quality, student quality and support, facilities and infrastructure, quality enhancement dan output,” paparnya.
Kesebelas kriteria tersebut, lanjut Aulia, menyumbang total nilai 68 poin. Di mana bobot terbesar dimiliki oleh academic staff quality, disusul output, student assessment, serta program structure and content.
“Walaupun demikian, kita terus berupaya maksimal untuk memperbaiki semua hal, termasuk menggelar workshop berkala untuk semakin memantaskan diri,” tutur guru besar teknik fisika ini.
Pemilihan empat departemen yang akan diakreditasi pada awal tahun ini bukanlah tanpa alasan. Dijelaskannya, penentuan departemen yang akan mendapatkan akreditasi AUN-QA adalah atas usulan masing-masing dekan.
“Usulan tersebut berdasarkan nilai yang didapatkan dari peta hasil Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), dan keempat departemen ini yang sudah siap,” terangnya.
Kendati demikian, sambungnya, departemen lain pun sedang dipersiapkan untuk mendapatkan sertifikasi AUN-QA ini. Sehingga, di periode selanjutnya akan disusul oleh empat departemen lain yakni Departemen Arsitektur, Departemen Biologi, Departemen Teknik Material, dan Departemen Teknik Geomatika.
Dosen kelahiran Magetan ini mengatakan, sertifikasi AUN-QA menambah keuntungan bagi lulusan ITS nantinya agar dapat mencari kerja dengan mudah di kawasan Asia Tenggara. Tak ayal, persiapan pun dilakukan jauh-jauh hari.
“Kita juga sudah melakukan simulasi melibatkan mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan dengan dibantu Direktorat Hubungan Internasional ITS,” ungkap Aulia.
Sebelumnya, kata Aulia, setiap departemen juga membenahi segala aspek dari mulai akademik hingga sarana prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar. Fasilitas dan layanan umum juga tidak luput dari penilaian.
“Walau fasilitas umum di ITS sudah dinilai saat visitasi departemen yang sudah disertifikasi beberapa tahun lalu, namun tentu harus ada peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya,” tegasnya.
Pada site visit nanti, penilaian akan dilakukan di masing-masing departemen yang diuji dua orang profesor berkompeten sesuai bidang keilmuan yang diajukan.
“Asesor datang dari Thailand, Malaysia, Vietnam dan Filipina. Karena sudah sesuai regulasi tidak boleh ada asesor dari negara yang mengajukan sertifikasi agar lebih adil,” urai perempuan berkerudung ini.
Setelah site visit, imbuh Aulia, nilai akan keluar setelah satu bulan kemudian. Jika nilainya di bawah 4 dari skala 1-7, maka departemen yang bersangkutan tidak akan mendapat sertifikasi AUN-QA. Sebaliknya, departemen dinyatakan akan mendapat sertifikasi jika nilai di atas atau sama dengan empat.
“Alhamdulillah dari 12 (departemen) yang diajukan sebelumnya, semuanya mendapatkan sertifikasi dengan nilai yang cukup memuaskan,” aku Aulia dengan bangga. (Siedoo)