ARAB SAUDI – Sekolah Indonesia Riyadh (SIR), Arab Saudi tak lepas dari perhatian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Mendikbud Muhadjir Effendy berkunjung ke sana akhir pekan lalu.
Dalam pertemuan dengan civitas akademika sekolah tersebut, Mendikbud menyampaikan, untuk bisa bersaing dengan masyarakat lain di Arab Saudi, maka para pelajar SIR harus mampu menguasai teknologi informasi. Pihaknya akan membantu dengan 50 unit komputer. “Anak-anak di sini harus dilatih komputer,” katanya dalam siaran persnya.
SIR saat ini mempunyai 283 murid, mulai dari taman kanak-kanak hingga kelas XII. Mereka dilayani 26 tenaga pendidik, baik berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), pegawai tetap, maupun honorer.
Menyikapi adanya satu kelas yang terpaksa belajar di salah satu ruangan bawah tanah, meskipun hal itu melanggar aturan ketetapan kerajaan Arab Saudi, Mendikbud berkomentar.
Muhadjir meminta SIR berkoordinasi dengan Kemendikbud dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Riyadh untuk mencari alternatif tempat untuk disewa. “Saya minta para guru untuk tetap semangat, tetapi jangan sampai standar-standar yang ditetapkan Kemendikbud tidak dipenuhi,” ujar Muhadjir.
Dihadapan para siswa dan pendidik, Mendikbud pada kesempatan itu juga berharap agar para pelajar SIR untuk diajarkan lagu Indonesia Raya tiga stanza sebagai bagian dari pendidikan karakter.
“Ada yang bisa lagu Indonesia Raya tiga stanza?,” tanya Mendikbud kepada para siswa. “Kenalkan Lagu Indonesia Raya tiga stanza,” tambahnya.
Untuk mencairkan suasana, Mendikbud mengajak para siswa untuk menyanyikan lagu kebangsaan, diantaranya, Indonesia Raya, Garuda Pancasila, dan Dari Sabang Sampai Merauke.
Selain itu, Mendikbud juga mengajak para siswa menyanyikan lagu Shalawat Badar, Tala’ Al Badru, dan Assalamu ‘Alaika, yang dipopulerkan Maher Zen.
Mendikbud juga mengetes para pelajar kelas I dan II sekolah dasar (SD) untuk menyebutkan sila-sila dari Pancasila. Sedangkan untuk pelajar jenjang sekolah menengah pertama (SMP) Mendikbud mengetes bunyi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi, Agus Muftah Abigabriel mengatakan, para guru SIR adalah pelayan pendidikan anak-anak Indonesia di Kota Riyadh. “Bila Raja Salman adalah pelayan dua kota suci umat Islam, kalau para guru di sini adalah pelayan pendidikan anak-anak Indonesia,” ungkapnya saat hadir di SIR. (Siedoo)